Habib Alwi Assegaf: “Santri Harus Mengamalkan Adab dalam Mencari Ilmu”

Penulis : admin

October 11, 2015

Habib Alwi Assegaf

Habib Alwi Assegaf (Tuban) mengatakan, betapa besar nikmat Allah ketika Ia me-nisbah-kan hambanya dengan ilmu. Saat itu juga, ketika Allah menjadikan seseorang sebagai penuntut ilmu, maka ia telah mendapat anugerah yang luar biasa.

“Ketika kita mendapatakan kesempatan untuk menuntut ilmu, ini adalah merupakan karunia dari Allah. Bukan karena kekuatan, dan kemampuan kita, tetapi semata-mata dari alah Swt.” ungkap beliau dalam kunjungannya di Pondok Pesantren Langitan, Widang, Tuban, Jum’at (09/10).

Di hadapan ribuan santri, di musholla agung Langitan, beliau memberikan taushiyah tentang adab dalam mencari ilmu, dan apa saja yang harus dilakukan santri dalam menuntut ilmu di pesantren.

Menurut beliau, Ilmu itu adalah sesuatu yang mahal dan amatlah berharga. Karenanya, Allah tidak akan semerta-merta memberikannya pada sembarang orang.  Dan sudah barang tentu Allah akan menitipkan ilmu pada orang-orang tertentu yang dipilih-Nya.

“Ibarat kita, jika punya barang berharga, kira-kira menitipkan ke sembarang orang atau orang pilihan? Tentu ke orang yang kita kenal (percayai) kan? karena kita merasa itu adalah barang yang berharga,“ tuturnya.

Dalam mencari ilmu, ungkapnya, seorang santri seharusnya membersihkan hati dan menjauhkan diri dari maksiat. Dalam hal ini, beliau menukil qaul Imam Nawawi Ra. dalam Syarh al-Muhadzab: “Sudah sepatutnya bagi pencari ilmu untuk membersihkan hati dari semua kotoran agar dia bisa menerima ilmu, menjaga, dan mengembangkannya”.

Selain memembersihkan hati dan menjauhkan diri dari maksiat (thoharah al-Qalb, wa at-takholli ‘anil mukhollafah), dalam taushiyahnya, beliau menuturkan beberapa poin penting mengenai adab dalam mencari ilmu yakni; al-ikhlas lillah fi tholab al’ilmi (ikhlas karena Allah dalam mencari ilmu), at-tawadlu’ wa khidmah al-‘ulama’ (merendah diri dan berkhidmah pada ulama’), iltimas al-fa’idah haitsu kana (siap mencari manfa’at kapan saja, di mana saja, dan dari siapa saja), dan at-takhfif min at-tho’am wa al-manam (mengurangi makan dan tidur). Beberapa poin tersebut, di akhir taushiyah,  beliau melengkapinya dengan  ijazah beberapa amalan yang harus diilakukan oleh para santri. [Sahil]

Tulisan Terkait

PP. Langitan Kembali Adakan Perlombaan M2QK

PP. Langitan Kembali Adakan Perlombaan M2QK

Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan para santri, Pondok Pesantren Langitan kembali mengadakan perlombaan Musabaqah Muhafadzah Qiroatul Kutub (M2QK) di Halaman Madrasah Al-Falahiyah pada Kamis, 23-24 November 2023. M2QK sendiri merupakan perlombaan yang...

Ziarah Maqbarah dalam Rangka Haul KH. Abdullah Faqih ke-12

Ziarah Maqbarah dalam Rangka Haul KH. Abdullah Faqih ke-12

Termasuk rangkaian dari acara haul Almaghfurlah KH. Abdullah Faqih ke-12 adalah ziarah umum bersama Majelis Masyayikh di maqbarah masyayikh pendahulu pada Senin sore, (23/10). Ziarah ini diikuti oleh Majelis Masyayikh, asatidz, pengurus pondok dan seluruh santri PP....

Khatmil Qur’an bil Ghaib Haul KH. Abdullah Faqih ke-12

Khatmil Qur’an bil Ghaib Haul KH. Abdullah Faqih ke-12

Malam peringatan Haul KH. Abdullah Faqih yang ke-12 akan diselenggarakan pada malam ini (Senin, 23/10). Salah satu rangkaian acara yang menyambut haul tersebut adalah Khatmil Qur'an bil Ghaib. Pembukaan Khatmil Qur’an bil Ghaib dimulai pada Ahad siang, (22/10) di...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Komentar

Posting Populer