Dalam era globalisasi hampir semua sendi kehidupan umat manusia mengalami perubahan yang amat cepat. lnstitusi sosial kemasyarakatan, kenegaraan, keluarga bahkan institusi keagamaan tidak luput dari pengaruh arus deras globalisasi. Akibatnya tidak sedikit terjadi penjomplangan nilai-nilai di segala bidang kehidupan. Apa reaksi santri dan pesantren menghadapi hal ini? Menutup diri? Tentu saja tidak.

Santri adalah bagian dari masyarakat yang telah menanamkan harapan besar kepadanya. Agar di saat pulang nanti santri mampu mengentaskan mereka dari penderitaan yang menggerogoti jiwa dan tubuhnya. Mampu membimbing dan mengarahkan mereka menuju hidup dalam kemapanan. Melihat tugas dan tantangan yang begitu besar, maka tak ada lagi solusi, selain menjadikan santri sebagai figur manusia yang kuat jiwanya, tidak mudah terguncang oleh gelombang ganas kehidupan, juga cerdas dan luas wawasannya agar bisa memecahkan segala masalah yang menimpa dirinya dan masyarakat sekitarnya. Selain itu juga tanggap dan terampil.

Untuk membentuk figur santri seperti ini, maka dituntut adanya program yang betul- betul terarah. Konstruksi bangunan aktifitas santri semuanya harus mengarah kepada tujuan ili. Disinilah arti penting aktivitas santri dan sistem bangunannya, karena hal inilah yang akan membentuk kepribadian dan prilaku santri ketika ia kembali ke tengah – tengah masyarakat.

Al-Hamdulillah, hal ini sudah menjadi perhatian di PP. Langitan. Setidaknya berbagai aitivitas santri Langitan sudah menuju ke arah sana, meskipun masih belum mencapai kesempurnaan.