Senin, 31 Mei 2004 | 15:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia berada dalam urutan tertinggi kelima di antara negara-negara di dunia dengan konsumsi rokok sebanyak 182 miliar batang pada tahun 2002. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan, Achmad Sujudi, dalam sambutan memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Senin (31/5), di Gedung Departemen Kesehatan, Jakarta.

Tahun ini, peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia mengambil tema “Kemiskinan dan Merokok”, untuk mengingatkan bahwa kemiskinan dan kebiasaan merokok merupakan dua hal yang sangat berhubungan. “Berdasarkan data Susenas, lebih dari 30 persen penduduk dewasa mempunyai kebiasaan merokok,” papar Sujudi. Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh rokok, Sujudi menilai perlu penanggulangan yang sistematis dan terus menerus.

Wakil WHO Indonesia Frits Reijsenbach de Haan, dalam pidatonya menyampaikan bahwa masyarakat miskin adalah kelompok masyarakat yang paling menjadi korban dari industri tembakau, karena menggunakan penghasilan mereka untuk membeli sesuatu yang justru dapat membahayakan kesehatan mereka. “Berbagai penelitian membuktikan bahwa yang paling banyak merokok adalah kelompok masyarakat miskin,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri Kesehatan memberikan penghargaan kepada Pondok Pesantren Langitan, Tuban, Jawa Timur, asuhan KH Abdullah Faqih yang telah menetapkan wilayah pondoknya sebagai kawasan bebas rokok sejak 20 tahun lalu.

Rina Rachmawati – Tempo News Room

Artikel lainnya :

1. Racun rokok

2. “Biaya Sosial ” Akibat Merokok

3. Tembakau : Dampaknya Yang Merusak Kesehatan

4. Pondok Pesantren Langitan Bebas Rokok

5. Berhentilah Merokok!