تَنۡزِيۡلُ الۡكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الۡعَزِيۡزِ الۡحَكِيۡمِ. اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكَ الۡكِتٰبَ بِالۡحَقِّ فَاعۡبُدِ اللّٰهَ مُخۡلِصًا لَّهُ الدِّيۡنَ
Artinya: “Kitab (Al-Qur’an) diturunkan oleh Allah Yang Mahamulia, Mahabijaksana. Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak. Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.”
Ayat ini, sebagaimana dikutip dari penjelasan Ust. H. Agus Zahid Hasbullah saat pengajian kitab Tafsir Jalalain yang diselenggarakan di Mushalla Agung Selasa, (31/5/23) menerangkan keagungan-keagungan kitab suci umat Islam, yaitu Al-Qur’an.
Termasuk dari keagungan Al-Qur’an adalah disebutnya lafadz الۡكِتٰبِ yang bermakna Al-Qur’an pada ayat pertama di surat ini. Penyebutan tersebut, merupakan bentuk pujian dari Allah Swt terhadap Al-Qur’an.
“Dalam surat ini, Allah Ta’ala mengawali dengan menyebut Al-Qur’an, memuji Al-Qur’an, kalau Al-Qur’an itu merupakan nikmat yang agung dari Allah Swt, yang kandungannya Al-Qur’an itu terdapat ketetapan-ketetapan Allah Swt.” Terang Agus Zahid, sapaan akrab beliau.
Selain itu, beliau juga menerangkan kalau Al-Qur’an termasuk anugerah yang paling agung serta diturunkan kepada makhluk yang paling agung pula, yaitu Nabi Muhammad Saw.
“Termasuk anugerah yang paling agung itu Al-Qur’an yang diturunkan kepada makhluk yang paling agung, yaitu Nabi Muhammad yang berisi perkara yang Haq.” Jelas beliau.
Oleh karena itu, atas nikmat diturunkannya Al-Qur’an ini, kita harus bersyukur. Termasuk wujud syukur daripada diturunkannya Al-Qur’an adalah dengan فَاعۡبُدِ اللّٰهَ مُخۡلِصًا لَّهُ الدِّيۡنَ, Ibadah kepada Allah dengan memurnikan agamanya.
“Maksud dari memurnikan agama Allah adalah Ikhlas. Ikhlas itu meng-Esa-kan Allah Swt di dalam tujuannya saat beribadah”
“Nggeh, memurnikan ibadah dari syirik اصغر (Kecil) maupun syirik اكبر (Besar)” Pungkas beliau. (Riy)
*)Pengajian Kitab Tafsir jalalain diselenggarakan setiap malam setelah shalat Isya berjamaah di Pondok pesantren Langitan. Pengajian ini diasuh oleh Ust. H. Agus Zahid Hasbullah, putra KH. Abdullah Munif Marzuki, Majelis Masyayikh PP. Langitan.
0 Comments