Pakistan, Pusat Studi Hadits

Penulis : admin

July 1, 2007

Mendengar nama Pakistan, mungkin langsung tergambar dalam pikiran kita satu negara yang dipenuhi pasukan perang, pertikaian, kekerasan, kemiskinan, dan imej-imej mengerikan lainnya. Atau mungkin juga sebaliknya. Tergambar orang-orang berkaliber internasional semacam Muhammad Iqbal, DR. Fazlur Rahman, DR. Ziauddin Sardar, Maududi, ataupun Prof. Abdus Salam. Dalam edisi ini, A.Harun Al Rosyid salah seorang anggota redaksi Kakilangit menceritakan pengalamannya belajar di Pakistan.

Menghirup Udara Pakistan
Setelah mendapatkan berbagai masukan tentang pengkajian hadits di beberapa tempat, akhirnya saya putuskan untuk mendalami hadits di India. Sebab, sebagaimana kata seorang ustadz dari Malang, alumni Sayyid Muhammad Makkah, untuk saat ini India-lah tempat pengkajian hadits paling pesat, tepatnya di Deoband. Bahkan Sayyid Muhammad pun dulu pernah belajar di sana. Hanya saja, mendapatkan visa India bukanlah hal yang mudah. Maka beliau sarankan untuk pergi ke Pakistan terlebih dahulu, sebab perolehan visanya relatif lebih mudah daripada India. Dari sana, mungkin bisa minta bantuan ulama yang pernah belajar di India. Beliau juga memberikan informasi bahwa di Pakistan ada seorang ulama besar alumni Deoband bernama Syaikh Binnuri. Hanya sayangnya, tidak diketahui di Pakistan bagian mana beliau tinggal. Dari petunjuk singkat ini, saya berusaha mencari info tentang orang yang bisa mencarikan jalur mudah ke Pakistan. Setelah melalui berbagai usaha, akhirnya saya bertemu dengan Rusydan, seorang pelajar asal Magetan yang sudah beberapa tahun belajar di Pakistan. Saat itu, ia pulang liburan Ramadlan. Maka, pada bulan Pebruari 1997, kami berdua terbang menuju Karachi Pakistan.

Setelah enam jam di atas pesawat, kami pun menginjakkan kaki di Qa’id A’zam International Air Port. Saat itu sekitar pukul 21.00 waktu setempat. Dinginnya udara sisa-sisa musim dingin masih terasa menusuk tulang sumsum. Pakistan memang termasuk negara yang memiliki empat musim. Pada musim dingin, di Pakistan utara (propinsi Sarhad) biasa diselimuti salju tebal. Sedangkan bagian selatan (propinsi Sindh dan sebagian Balochistan) adalah wilayah yang penuh dengan gurun pasir tandus dan gunung-gunung batu.Lahan pertanian dan perkebunan kebanyakan hanya didapati di Punjab dan sebagian Balochistan. Namun gandum, padi dan buah-buahan selalu melimpah. Beras pernah diekspor ke Indonesia. Sedangkan buah-buahan secara mencolok muncul bergiliran seiring dengan pergantian musim. Anggur hijau, pir, kurma dan tin pun menjadi makanan biasa di sana.

Sopir Hafal Al Quran
Temanku memangil taksi untuk mengantarkan kami ke sebuah jami’ah di daerah New Town. Ada beberapa pelajar Indonesia di sana. Selama perjalanan, Rusydan ngobrol dengan sopir dengan bahasa Urdu yang satu kata pun tidak aku mengerti. “Eh! Sopirnya ternyata hafizh Qur-an,” kata temanku. Ah, mana mungkin, pikirku. “Kamu nggak percaya, ya? ” tanyanya memahami ketidakyakinanku. “Di Pakistan sini, orang hafal Qur-an bukan sesuatu yang aneh. Sopir hafizh, dokter hafizh, insinyur hafzh, pedagang hafizh, bahkan pemain olah raga pun ada yang hafizh. Nanti kalau kamu sudah tingal di sini, kamu akan tahu semua,” katanya meyakinkan.

Asalkan Diangkat sebagai Pegawai
Hampir semua jami’ah swasta di anak benua India (India, Pakistan dan Bangladesh) mempunyai kurikulum yang sama. Hal ini bisa dipahami, sebab semua jami’ah tersebut bersumber pada satu sumber yang sama, yaitu Darul ‘Ulum Deoband. Pada kelas-kelas dasar ditekankan ilmu alat; nahwu-sharaf, ushul fiqh dan mantiq di samping fiqh, tafsir dan hadits. Masa belajar diakhiri dengan program Daurah Hadits yang materinya adalah Kutubussittah ditambah Al Muwatha dan beberapa kitab hadits lain.

Karena kesamaan kurikulum antar jami’ah inilah, jami’ah-jami’ah di Pakistan memliki kekuatan tawar-menawar dengan pemerintah. Mereka membentuk Wifaqul Madaris (semacam Kopertis atau RMI di Indonesia) sebagai wadah yang meyatukan jami’ah-jami’ah di seluruh Pakistan. Wifaq inilah yang mengadakan ujian nasional dan mengeluarkan ijazah kelulusan yang diakui pemerintah dan disetarakan dengan S-2 tanpa ujian penyetaraan.

Pemerintah pernah berkeinginan untuk mengatur kurikulum jami’ah-jami’ah di Pakistan. Maka dengan sangat bijaksana wakil para ulama memberikan jawaban, “Dengan kurikulum yang ada ini kami menyiapkan anak didik kami untuk taat kepada Allah dan masuk surga. Kalau kami menerima kurikulum pemerintah, apakah pemerintah bisa menjamin bahwa anak didik kami akan diterima semua sebagai pegawai pemerintah?” Dan pemerintah pun mengurungkan niatnya.

Selain itu, para pengelola jami’ah berprinsip bahwa anak didik tidak semestinya dibebani biaya pendidikan, bahkan biaya akomodasi dan makan pokok sehari-hari. Sehingga setiap jami’ah akan menanggung kebutuhan makan dan tempat tinggal. Bahkan ada beberapa jami’ah yang memberikan uang saku pada pelajarnya. Pada awal mula berlangsungnya kegiatan jami’ah, para ulama pengelola lah yang mengeluarkan biaya tersebut dari kantong mereka. Selanjutnya, bila kredibilitasnya sudah bisa dipertanggungjawabkan di masyarakat, masyarakat lah yang akan menyelesaikan urusan finansial. Mereka terbiasa untuk menyerahkan infaq, shadaqah dan zakat mereka kepada pengelola jami’ah.

Dilihat dari kuriklum, system pengajaran di sana nampak dirancang sedemikian rupa untuk menyiapkan alumni yang memiliki daya nalar tinggi. Sejak tahun ke-2 mantiq (logika) sudah mulai diperkenalkan. Warna Mazhab Hanafi –yang dikenal sebagai Mazhab Ahlu Ra’yi- nampak kental di sini. Setelah enam tahun diberi pondasi ushul fiqh dan mantiq, barulah Hadits dan Ilmu Hadits diperdalam.

Sistem seperti ini memiliki pengruh besar pada kretifitas para ulamanya. Walaupun masa belajar hanya delapan tahun, namun materi keilmuan yang didapatkan cukup sebagai modal dasar dan motivator pengembangan ke depan. Sehingga, dari sistem pendidikan ini, lahir sederetan ulama berkaliber internasional, terutama di bidang hadits. Sebutlah misalnya, Syaikh Anwar Syah Kasymiri, Syaikh Khalil Ahmad Saharanfuri, Syaikhul Hadits Muhammad Zakariyya Kandhlawi, Syaikh Muhammad Yusuf Kandhlawi, dan Syaikh Yusuf Binnuri rahimahummullah.

Sejuta Hafizh
Masyarakat Pakistan mempunyai kebiasaan untuk memasukkan anak-anak mereka ke kuttab (semacam TPA di masjid-masjid) untuk menghafal Al Qur-an. Pada umumnya jenjang ini ditempuh sebelum memasuki pendidikan dasar. Sehingga anak-anak berumur 7-10 tahun telah mengkhatamkan hafalan Al Qur-an bukanlah pemandangan aneh. Kemungkinan inilah salah satu faktor tingginya daya serap otak orang-orang sana secara umum.

Selain itu, masyarakat memiliki minat tinggi terhadap buku bacaan agama. Hingga sopir taksi pun terkadang berdebat masalah hadits shahih dan dlaif. Maka tak salah bila orang menilai India Pakistan sebagai pusat studi hadits terbaik saat ini.

Tulisan Terkait

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Di zaman sekarang, kajian dan diskusi terkait ilmu tauhid atau ilmu kalam tidak sebanyak ilmu-ilmu yang lain. Di pengajian umum, misalnya, seringkali yang dibahas hanya berputar di antara fikih dan tasawuf, sangat jarang sekali ilmu tauhid menjadi pembahasan utama. ...

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Dalam tradisi keislaman, cerita-cerita tentang keajaiban doa dan amalan sering kali menjadi sumber inspirasi dan keimanan bagi umatnya. Salah satu cerita yang menarik adalah yang disampaikan oleh Syekh Abu Zaid Al Quthubi, yang ditemukan dalam kitab Irsyadul Ibad...

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram, menurut perhitungan kalender yang diterbitkan PP. Langitan, awal bulan Muharram 1446 H akan jatuh pada hari Ahad 7 Juli 2024.  Bulan Muharram memiliki beberapa peristiwa penting yang menjadikannya salah satu bulan yang...

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah, sedangkan bulan Dzulhijjah sebagai bulan terakhir. Oleh karena itu, Muharram diperingati sebagai awal tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam. Adapun Dzulhijjah diperingati sebagai akhir tahun Hijriah....

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan setiap hari raya Idul Adha atau pada tanggal 10 Dzulhiijah dalam kalender Hijriah. Shalat Idul Adha, menurut madzab Syafi'i dan Maliki hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan). Sementara menurut Imam...

9 Comments

  1. singgih perkasa

    Aslkum kalo di indonesia pesantren hadits terbaik di jabodetabek di mana yah,? Saya bkan santri, tapi ingin memperdalam ilmu islam, ^^ singgihperkasa@ymail.com

    Reply
    • langitan02

      kami mohon maaf sebanyak-banyaknya, untuk daerah Jabodetebek kami kurang tahu. insya Allah akan kami cari tahu dulu. soalanya sangat banyak sekali pesantren di Indonesia ini. terima kasih

      Reply
  2. hamba Allah

    MasyaAllah, teman saya pernah ke sana dan membuktikannya ternyata masyaAllah benar

    Reply
  3. Fauzan

    ASalamualaikum Saya minta ijin utk mengcopypaste artikel ini utk membuat artkel di sbuah srt kbr

    Reply
    • langitan

      kami persilakan, tapi kami mohon tetap mencantumkan asal pengambilan

      Reply
  4. abu raudhah

    assalamualaykum yaa syeikhuna

    ana minta ijin untuk mengcopy artikel diatas untuk dimuat diblog ana..

    syukron jazilan

    Reply
    • langitan03

      #abu raudhah
      waalaikum salam, mudah-mudahan bermanfaat

      Reply
  5. Visa

    Blog walking ♥

    Visa

    Reply
  6. edi

    saya berusaja menuluri nsab

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer