Mewakili majelis masyayikh Pondok Pesantren Langitan, KH Abdullah Habib Faqih memberikan Taushiyahnya dalam acara Iftitah al-Durus Madrasah Al-Falahiyah tahun ajaran 1444-1445 H. pada hari Sabtu (06/05/23) di Musholla Agung Pon. Pes Langitan.
Mengawali taushiyahnya beliau menyampaikan permintaan maaf baik lahir dan batin, mengingat masih dalam momentum bulan Syawal. Beliau juga mengajak para asatidz dan santri yang hadir dalam acara tersebut, menjadikan momen ini untuk membuka lembaran yang baru. Membiarkan lembaran yang lalu pergi, jangan diungkit-ungkit lagi.
Beliau mengatakan kepada para santri agar menjaga hatinya dari sifat berprasangka buruk atau su’udzon. Tak hanya tentang su’udzon beliau juga mengingatkan agar menjaga hati dari sifat yang tidak baik, karena hatilah yang mampu menjadi kunci dari segala sesuatu, kunci daripada kesengsaraan, kunci dari kekayaan itu adalah hati.
Orang yang memiliki harta banyak akan merasa kurang apabila hatinya tidak cukup. Maka dari itu, beliau berpesan agar bersyukur atas ilmu yang diajarkan yang bersanad kepada Rasulullah SAW.
Di zaman ini banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah, namun pada kenyataannya cinta itu nyatanya lemah. Beliau kemudian menukil perkataan Sahabat yang bernama imam Al-Fauroni, beliau mengatakan:
“Tandanya apabila seseorang mencintai Allah pasti mencintai Ilmunya.”
Sedangkan kini banyak umat Islam yang mengaku Cinta Allah, namun tidak memiliki kepedulian dengan ilmu-ilmu Allah. Hal itu sebagian ditunjukkan dengan anaknya tidak dipondokkan di pesantren. Malah lebih memilih sekolah formal.
Terakhir, beliau berpesan bahwa tujuan pesantren adalah: Pertama, mengagungkan Allah dan Syariatnya. Kedua, menyampaikan ilmu dan menanamkan akhlaq al-karimah. Ketiga, memikul misi dakwah. Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah di dalam pesantren sebelum dakwah di masyarakat. Tentang saling mengajak untuk menggapai ridho Allah SWT. ridho Masyayikh dan ridhonya Guru. Di pesantren juga diajarkan mengenai tata cara hidup saling tolong menolong, berorganisasi, kebersamaan. Semua itu merupakan pilar-pilar kehidupan di pesantren. (Soe)
0 Comments