Mensyukuri Nikmat

Penulis : admin

January 8, 2014

KH.-Abdulloh-MunifSyukur merupakan rasa terimakasih kepada Allah atas segala nikmat. Atas makanan yang dilimpahkan Allah, nafas yang terus dihembuskan, kemerdekaaam atas penjajahan. Terlebih nikmat iman dan islam kita.

Allah memerintahkan kepada kita untuk mensyukuri atas nikmat-Nya :

Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Tanda kita mensyukuri nikmat adalah menggunakan segala nikmat Allah pada jalan yang diperintah-Nya. Seperti contohnya: jika kita dianugerahi kekuatan badan, maka kekuatan itu kita gunakan untuk beribadah, bekerja, menuntu ilmu, menolong orang dan lain sebagainya. Dan termasuk bukti mengingkari nikmat adalah dengan menyia-nyiakannya.

Bulan agustus adalah bulan istimewa bagi bangsa indonesia. Karena pada bulan ini, bangsa kita telah dinyatakan merdeka dari penjajahan yang sangat lama, yaituu tiga setengah abad lebih. Merdeka berarti kita bebas dalam mengatur dirim mengelola hasil alam, dan merencakan kehidupan.

Pada pendiri bangsa ini telah menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah dari penjajah atau murni  hasil perjuangan rakyat pribumi tapi adalah karunia Allah. Oleh karena itu, dalam pembukaan Undang-undang Dasar 45 dijelaskan. “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Dari kutipan diatas, maka bisa dipahami betapa para pendahulu bangsa ini telah mengajari kita untuk mengembalikan anugerah kemerdekaan kepada Allah. Para pendahulu sadar bahwa sekuat apapun keinginan dan usaha untuk menolak penjajah tapi kalau tidak mendapat pertolongan dari Allah, maka akan sia-sia. Tetapi atas anugerah Allah, meski hanya dengan bambu runcing, bangsa ini bisa mengalahkan para penjajah yang memakai senjata-senjata canggih.

Sumber diambil dari : Majalah Langitan Edisi 52

Tulisan Terkait

Syaikhina KH. Ubaidillah Faqih: Jadilah Santri yang Jujur!

Syaikhina KH. Ubaidillah Faqih: Jadilah Santri yang Jujur!

“Jadikan dirimu itu seorang santri yang siddiq (jujur). Jangan kau bohongi niat mulia kamu dari rumah.”  Begitulah kurang lebih kata Syaikhina KH. Ubaidillah Faqih, Majelis Masyayikh Langitan saat pengajian sore di Musala Agung Selasa, (16/7/2024). “Banyak orang itu...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer