Ngaji Kitab Irsyadul Ibad: Menjaga Hubungan dengan Orang Tua

Penulis : Tim Admin

June 10, 2023

 

Setiap umat Islam hendaknya memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia, terutama dengan orang tua. Dalam surat An-Nisa ayat 36, Allah Swt berfirman.

وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا

Artinya: “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua”.

Dalam pengajian kitab Irsyadul Ibad yang diselenggarakan pada Rabu (31/5/23). KH. Ubaidillah Faqih menerangkan, bahwa yang dimaksud dari ayat di atas adalah hendaknya seorang muslim memiliki hubungan baik dengan Allah حبل من الله dan memiliki hubungan yang baik dengan manusia حبل من الناس.

Hubungan yang baik dengan manusia ini, diartikan oleh beliau sebagai hubungan yang baik dengan orang tua.

“Dalam ayat ini, Allah memerintahkan seorang hamba memiliki hubungan yang baik dengan Allah حبل من الله, kemudian hubungan yang baik dengan orang tua, yakni sesama manusia حبل من الناس” Terang KH. Ubaidillah Faqih.

Kemudian, beliau juga menjelaskan bahwa diturunkannya ayat ini sebagai perintah agar seorang hamba senantiasa berbuat baik dan membahagiakan kedua orang tuanya. Sebab ridhonya Allah Swt itu juga atas kehendak ridhonya orang tua.

Ibnu Abbas ra., salah seorang sahabat nabi mengatakan, hendaknya seorang anak membahagiakan orang tua dengan disertai rasa kasih sayang dan perilaku yang lemah lembut kepadanya. Tidak berbuat kasar, serta tidak melakukan kontak mata secara langsung.

Selain itu, masih dalam perkataan Ibnu Abbas ra, saat seorang anak menghadap kedua orang tua, hendaknya menyamakan dirinya sebagaimana budak yang menghadap ke tuannya, yaitu dengan merasa hina dan merendahkan diri.

“Menghinakan diri dan merasa tidak ada harganya di hadapan orang tua” Terang KH. Ubaid kemudian.

Hal yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Kepada Orang Tua

Dalam surat Al Isra ayat 23-24, Allah swt berfirman:

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا٠ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًاۗ

Artinya: “Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu di antara keduanya, atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya dengan perkataan “ah'” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.”

Ayat di atas menjelaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan kepada orang tua. Termasuk hal-hal yang boleh, bahkan diharuskan bagi orang tua adalah berbuat baik, berkata yang baik kepada orang tua, dan merasa rendah diri saat berada di hadapan mereka.

Termasuk perilaku yang tidak diperbolehkan bahkan dilarang terhadap orang tua adalah mengatakan “اف”. Perkataan ini memiliki arti semacam bentakan, gambarannya seperti perkataan “Huss”.

Perkataan ini adalah perkataan yang dilarang, bahkan KH. Ubaidillah Faqih menegaskan agar jangan sekali-kali seorang santri mengatakan اف kepada kedua orang tuanya.

“Jangan sekali-kali kamu melampaui batas dan kemudian kamu berani mengatakan اف” Tegas beliau.

Termasuk perilaku yang tidak diperbolehkan terhadap orang tua adalah membentak mereka. Dalam ayat di atas terdapat penggalan yang berbunyi وَلَا تَنْهَرْهُمَا. Penggalan ini memerintahkan agar tidak membentak kedua orang tua saat berbicara. Sebaliknya, seseorang harus menjaga nada bicaranya dengan mereka sehingga terdengar halus dan lembut. (Riy)

Tulisan Terkait

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Di zaman sekarang, kajian dan diskusi terkait ilmu tauhid atau ilmu kalam tidak sebanyak ilmu-ilmu yang lain. Di pengajian umum, misalnya, seringkali yang dibahas hanya berputar di antara fikih dan tasawuf, sangat jarang sekali ilmu tauhid menjadi pembahasan utama. ...

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Dalam tradisi keislaman, cerita-cerita tentang keajaiban doa dan amalan sering kali menjadi sumber inspirasi dan keimanan bagi umatnya. Salah satu cerita yang menarik adalah yang disampaikan oleh Syekh Abu Zaid Al Quthubi, yang ditemukan dalam kitab Irsyadul Ibad...

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram, menurut perhitungan kalender yang diterbitkan PP. Langitan, awal bulan Muharram 1446 H akan jatuh pada hari Ahad 7 Juli 2024.  Bulan Muharram memiliki beberapa peristiwa penting yang menjadikannya salah satu bulan yang...

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah, sedangkan bulan Dzulhijjah sebagai bulan terakhir. Oleh karena itu, Muharram diperingati sebagai awal tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam. Adapun Dzulhijjah diperingati sebagai akhir tahun Hijriah....

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan setiap hari raya Idul Adha atau pada tanggal 10 Dzulhiijah dalam kalender Hijriah. Shalat Idul Adha, menurut madzab Syafi'i dan Maliki hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan). Sementara menurut Imam...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer