Setan ketika menyasarkan orang alim itu berbeda dengan orang-orang biasa. Karena setan sendiri lebih menginginkan menyesatkan orang alim dari pada orang yang bodoh. Orang bodoh terlihat lebih mudah disesatkan, sedangkan orang alim sangatlah susah, karena orang alim tersebutlah yang membimbing orang-orang bodoh.
Kenapa setan tidak ingin menyasarkan orang bodoh? Tentu karena orang bodoh telah menyasarkan dirinya sendiri. Orang bodoh sangatlah berbeda dengan orang alim pada umumnya. Orang bodoh cenderung sesat. Namun dia sesat dengan sendirinya dan tidak menjadi pengaruh terhadap orang di sekitarnya.
Berbeda dengan orang alim yang menjadi panutan, yang membimbing di mana-mana. Ketika bertingkah laku, akan banyak yang mengikuti. Dan ketika setan ingin menggoda orang alim, itu lebih berat dibandingkan seribu orang ahli ibadah.
Termasuk salah satu karomah Al-Habib Umar Al-Habsy adalah bisa melihat setan. Suatu ketika Habib Umar melihat setan yang ingin masuk ke dalam masjid. Terlihat maju mundur ingin masuk namun keluar lagi. Habib Umar pun bertanya kepada setan, “Ada apa wahai setan, kenapa kamu terlihat maju mundur keluar masuk masjid.” Si setan menjawab, “Saya ingin menganggu orang yang sedang sholat tersebut.” Habib Umar bertanya lagi, “Lantas kenapa kok kamu keluar masuk, jika ingin menggangu silahkan diganggu.” Setan menjawab, “Di samping orang sholat tersebut terdapat orang yang tertidur, sedangkan orang tersebut adalah orang alim, dan orang yang sedang sholat itu orang bodoh.”
Walaupun ada seseorang yang ibadahnya terus menerus, namun tidak memiliki ilmu, sama saja dengan ibadahnya tidak diterima oleh Allah. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ghozali bahwa seumpamanya ada orang ahli ibadah tapi tidak didasari oleh ilmu, walaupun ibadahnya setara dengan malaikat. Maka akan percuma, ibadah tersebut akan sia-sia tidak diterima oleh Allah Swt. Supaya ibadah kita benar, patutlah bagi kita untuk mendalami ilmu yang paling dominan dalam agama Islam, yaitu Tauhid. Yaitu tentang siapakah yang kita sembah, sifat-sifatnya bagaimana dan semacamnya. Seseorang yang perbuatannya bagus maka akan tercapai cita-citanya.
Penulis: Arsyad Nuruddin
Editor: Abdulloh Al Faiq
0 Comments