Ngaji Kitab Irsyadul Ibad: Pengertian Riya’ dan Ancamannya

Penulis : Tim Admin

July 4, 2023

Riya’ merupakan salah satu perbuatan yang dilarang oleh agama. Dalam kitab Irsyadul Ibad, Imam Zainuddin Al-Malibari membuat pembahasan tersendiri tentang permasalahan riya’. Pembahasan tersebut ditulis dalam satu bab yang bernama “باب الشرك الاصغر وهو الرياء” (Bab yang menerangkan syirik kecil, yaitu riya’). Di bab tersebut, beliau membahas pengertian riya’ hingga ancaman-ancaman bagi seorang yang melakukannya.

Adapun riya’ menurut beliau adalah ketika ada seseorang yang beribadah dengan tujuan yang didasarkan kepada selain Allah Swt, seperti bertujuan agar mendapat perhatian dari manusia, baik berupa pujian maupun harta benda. Dalam kitabnya, Imam zainuddin menyebutkan:

ان الرياء المذموم ارادة العامل بعبادته غير وجه الله تعالى كأن يقصد اطلاء الناس على عبادته حتى يحصل له نحو مال او ثناء

“Riya’ yang madzmum (tercela) adalah seseorang yang beribadah dengan tujuan selain kepada Allah Swt, seperti bertujuan agar mendapat perhatian dari manusia atas ibadah yang dilakukannya sehingga dari perhatian tersebut memunculkan harta benda maupun pujian.”

KH. Ubaidillah Faqih, selaku Majelis Masyayikh yang mengampu pengajian kitab ini menerangkan, riya’ madzmum yang dimaksud di sini adalah ketika seseorang melakukan suatu ibadah yang bertujuan selain kepada Allah Swt.

“Jadi, orang yang beribadah, melakukan segala amal yang baik seperti bersedekah dengan tujuan-tujuan selain kepada Allah, maka orang ini termasuk melakukan perbuatan riya,” jelas KH. Ubaid.

“Tujuan-tujuan seperti ingin dipuji dan ingin dikasih harta oleh orang lain itu kesemuanya merupakan tujuan-tujuan yang غير وجه الله تعالى (tujuan yang didasarkan selain kepada Allah). Ini semua termasuk dari perbuatan riya’ yang dilarang,” lanjutnya.

Ancaman Melakukan Riya’

Dalam kitab Irsyadul Ibad juga disebutkan ancaman-ancaman melakukan riya. Ancaman-ancaman tersebut banyak diambil dari hadits-hadits nabi, di antaranya adalah:

  1. Riya’ Termasuk Perbuatan yang Ditakuti Nabi Muhammad saw.

واخرج احمد عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ان أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر وهو الرياء يقول الله يوم القيامة للمرائين إذا جزى الله الناس بأعمالهم إذهبوا الى الذين كنتم ترائون فى الدنيا انظروا هل تجدون عندهم جزاء

Imam Ahmad mengeluarkan hadits dari Rasulullah saw, “Sesungguhnya paling ditakutinya perbuatan yang paling ditakuti bagi kalian adalah الشرك الأصغر (Syirik kecil), yaitu riya. Allah Swt besok di hari kiamat saat pembalasan amal-amal manusia berkata kepada orang-orang yang riya’: Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian riya’ kepada mereka, lihatlah apakah kalian menemukan dalam diri mereka suatu pembalasan.”

Dalam riwayat yang lain disebutkan:

 وابن حبان ان أخوف ما أخاف على امتي الاشراك باللّه اما اني لست اقول تعبدون شمشا ولا قمرا ولا وثنا ولكن اعمالا لغير الله وشهوة خفية

Imam Ibnu Hibban mengeluarkan hadits, “Sesungguhnya paling ditakutinya perbuatan yang paling ditakuti bagi umatku adalah الاشراك باللّه (menyekutukan Allah). Adapun aku tidak menghendaki kalian menyembah kepada matahari, bulan dan berhala, tetapi aku menghendaki beberapa amal yang bertujuan selain Allah dan syahwat yang samar.”

  1. Surga Diharamkan bagi Orang yang Riya’

وابو نعيم والديلمي ان الله حرم الجنة على كل مراء

Imam Abu Dawud dan Imam Ad-Dailamai meriwayatkan hadits, “Sesungguhnya Allah mengharamkan surga bagi orang yang riya (memamerkan amal ibadahnya).”

  1. Orang yang Riya’ Tidak akan bisa Mencium Bau Surga

والديلمي ريح الجنة يوجد من مسيرة خمسمائة عام ولا يجدها من طلب الدنيا بعمل الاخيرة

Imam Dailami meriwayatkan hadits, “Bau surga dapat dicium dari jarak perjalanan selama lima ratus tahun, dan tidak akan bisa menciumnya seorang yang mencari dunia dengan amal akhirat.”

Penulis: Mahirur Riyadl

Editor: Abdulloh Al Faiq

Tulisan Terkait

Ngaji Irsyadul Ibad: Hukum Membunuh Orang secara Sengaja

Ngaji Irsyadul Ibad: Hukum Membunuh Orang secara Sengaja

Berita tindak kriminalitas seperti pembunuhan akhir-akhir ini sering kali mengisi media Online maupun cetak kita. Tindakan kejahatan tersebut, ironisnya banyak dipicu oleh masalah yang terhitung sepele. Maraknya aksi tidak tercela ini, yang bahkan hanya dipicu masalah...

Ngaji Irsyadul Ibad: Memperbaiki Hubungan dengan Tetangga

Ngaji Irsyadul Ibad: Memperbaiki Hubungan dengan Tetangga

Dalam hidup bermasyarakat, kita tidak akan lepas dari interaksi sosial bersama tetangga, karena tetangga adalah orang yang bersebelahan dengan kita, sehingga Islam memerintahkan untuk menjalin hubungan yang baik dengan tetangga. Adanya tetangga juga termasuk anugerah...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Komentar

Posting Populer