Matinya Mata Hati

Penulis : admin

December 4, 2009

Pemayahan diri dalam mengupayakan perkara yang telah mendapatkan jaminan dari Allah Swt dan penyia-nyiaan perkara yang diperintahkan oleh-Nya adalah merupakan indikasi kebutaan mata hati seorang manusia.

Sisi kehidupan manusia di alam dunia yang mendapat jaminan dari Allah Swt adalah urusan rizqi sebagai media penjaga keberlangsungan hidup. Jaminan ini semata merupakan kemurahan dari Allah pada manusia bukan kewajiban atas-Nya. Sebagaimana difirmankan :

وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Dan berapa banyak hewan yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizkinya sendiri, Allah lah yang memberi rizki padanya dan padamu. dan Ia maha mendengar lagi maha mengetahui.(QS:Al-ankabut 60)

Maksudnya Allah Swt adalah satu-satunya dzat penyuplai segala kebutuhan ragawi seluruh makhluk-Nya termasuk juga manusia, bukan yang lain-Nya atau usaha kita sendiri. Rizki seorang manusia telah ditentukan kadarnya untuk masing-masing pribadi jauh hari sebelum manusia sendiri itu diwujudkan, tepatnya yaitu lima puluh ribu tahun sebelum langit dan bumi diciptakan. Manusia tidak perlu pusing memikirkan rizqi, karena Allah tidak memerintahkan manusia untuk memayahkan diri dalam mencarinya, manusia tidak perlu menghabiskan seluruh kekuatan untuk mendapatkannya, mencurahkan seluruh perhatian untuk menghasilkannya. Rizqi itu ibarat bayangan yang akan lari bila kita kejar dan berhenti manakala kita tenang. Falsafah yang semestinya kita terapkan adalah rizki itu mencari kita bukan kita yang mencari rizki. Sebagaimana pula ajal yang menghampiri kita bukan kita yang menghampiri ajal.

Meskipun demikian, kita juga sebaiknya tetap berusaha mencarinya. Sebagaimana secara implisit kita dapati suatu perintah anjuran dalam Alqur’an :

وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur pada-Nya. (QS: Al-qosos 73)

Pencarian yang diperintahkan di sini tentu sebatas upaya yang wajar dan sekadarnya saja, tidak sampai menghabiskan seluruh kekuatan. Sebagaimana tergambar dalam suatu ungkapan yang konon termaktub dalam kitab Taurot yang diturunkan kepada Nabi Musa As :

يَا ابْنَ آدَمَ حَرِّكْ يَدَك يُسَبَّبْ لَك رِزْقُك

Hai anak adam (manusia) gerakkanlah tanganmu, maka rizkimu akan datang karenanya.

Sehingga pekerjaan yang dilakukan dalam rangka mencari rizki ini tidak sampai menjadi indikator padamnya mata hati, karena upaya itu tidak sampai merusak kepasrahan seorang hamba kepada Allah Swt, meski berusaha namun ia tetap berkeyakinan bahwa otoritas yang menentukan berhasil tidaknya usaha yang di lakukan adalah Allah semata. Dan juga usahanya itu tidak akan sampai berimplikasi pada terbengkalainya tugas-tugas penghambaan yang telah dititahkan.

Mata hati yang dalam lughot arab disebut “Bashiroh” adalah sebuah perangkat dalam diri manusia yang berfungsi untuk menganalisa hal-hal yang bersifat ma’nawi. Sebagaimana mata kepala tidak dapat melihat kecuali pada hal-hal yang tampak. Mata hati inilah yang mempunyai pandangan jauh ke depan, mempunyai pengetahuan bahwa akhir cerita yang baik dari segalanya adalah taqwa. Karena itulah yang semestinya dilakukan oleh seorang hamba adalah pemayahan diri dan pengerahan segala daya upaya demi merealisasikan taqwa yang memang benar-benar berkwalitas serta tidak ada lagi alasan untuk menundanya.

Jika Allah Swt menghendaki terbukanya mata hati seorang hamba, maka raga hamba tersebu akan selalu disibukkan dengan aktifitas-aktifitas ibadah dan penghambaan pada-Nya, batinnya akan disibukkan dengan kecintaan kepada-Nya. Ketika kecintaan dalam batin seorang hamba sudah semakin membahana, panghambaannya juga sudah semakin intens, maka mata hatinya akan semakin bertambah ketajamannya. Hingga pada saatnya mata hati itupun dapat mendominasi mata kepalanya, penglihatan dzohirnya larut dalam pandangan mata batinnya, hingga yang terlihat olehnya hanyalah perkara-perkara ma’nawi saja. Kiranya inilah ma’na pernyataan guru dari para guru kita yang majdub (orang yang ditarik oleh Allah untuk menjadi kekasih-Nya dan saking terlena dengan kecintaan kepada Allah hingga ia tak merasakan keberadaan dirinya sendiri ) :

غَيَّبْتُ نَظَرِيْ فِي نَظَرٍ # وَأَفْنَيْتُ عَنْ كُلِّ فَانِي

حَقَّقْتُ مَا وَجَدْتُ غَيَّرَ # وَأَمْسَيْتُ فِي الْحَالِ هَانِي

Ku hilangkan pandanganku dalam pandangan, ku sirnakan (pandanganku) dari segala yang sirna.

Kupastikan semua yang kutemui berubah-ubah, dan sore ini diriku dalam keadaan senang.

Sebaliknya jika Allah Swt menghendaki untuk menghinakan seorang hamba, maka Allah akan menyibukkan fisiknya dengan melayani makhluk dan menyibukkan bathinnya dengan kecintaan kepada mahluk. Kondisi ini akan berlangsung terus-menerus hingga meredup dan padamlah mata hatinya, sehingga yang berfungsi hanyalah mata kepalanya saja, ia tidak dapat melihat kecuali hanya pada perkara-perkara yang tampak oleh panca indra saja. Hingga tercurahlah segala perhatiannya pada perkara yang telah mendapat jaminan dari Allah Swt yaitu urusan rizki. Ia habiskan seluruh kekuatan dirinya untuk mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya. Kita hanya bisa meminta perlindungan kepada Allah Swt. Wallohu a’lam. By : Doel-Ziez.

Tulisan Terkait

Kekuatan Tafakur: Lebih Berharga dari Ibadah Setahun!

Kekuatan Tafakur: Lebih Berharga dari Ibadah Setahun!

Sebagai makhluk yang diberi keistimewaan oleh Allah Swt, manusia memiliki akal pikiran yang membedakannya dari makhluk lainnya. Dalam Islam, penggunaan akal pikiran ini dikenal dengan istilah "tafakur", atau renungan mendalam. Tafakur bukan hanya tentang berpikir,...

Penting Diketahui! Inilah Tiga Perkara Yang Disembunyikan Allah

Penting Diketahui! Inilah Tiga Perkara Yang Disembunyikan Allah

Ada tiga perkara yang disembunyikan Allah Swt, yang sangat penting kita ketahui, tiga perkara tersebut dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam Magnum Opusnya, Ihya Ulumuddin, simak lengkapnya di bawah ini: وَقَالَ زَيْنُ اْلعَابِدِيْن عَلِيُّ ابْنُ اْلحُسَيْنِ رَضِيَ اللهُ...

Tiga Keadaan Umat Muslim di Akhirat

Tiga Keadaan Umat Muslim di Akhirat

وقال جابر بن عبدالله :من زادت حسناته على سيئاته يوم القيامة فذلك الذي يدخل الجنة بغير حساب، ومن استوت حسناته وسيئاته فذلك الذي يحاسب حساباً يسيراً ثم يدخل الجنة. وإنما شفاعة رسول الله ﷺ لمن أوبق نفسه وأثقل ظهره. "Jabir bin Abdullah berkata, "Barangsiapa (orang Islam)...

Privilege Status Islam

Privilege Status Islam

Kerap kita dengar baik itu dalam acara formal maupun non-formal, ajakan syukur yang diucapkan oleh master of ceremony (MC), pengisi sambutan ataupun penceramah terhadap berbagai karunia yang telah Allah berikan. Di antara berbagai ajakan syukur tersebut, biasanya...

Taubat dari Dosa?

Taubat dari Dosa?

Ketahuilah, taubat adalah “meninggalkan”. Tidak mungkin seseorang meninggalkan dosa tanpa mengetahuinya. Jika taubat wajib maka perkara tidak sampai kepadanya kecuali dengannya adalah wajib. Jadi, mengetahui dosa-dosa adalah wajib. Dosa adalah semua hal yang...

Membedakan Apa yang Dibenci dan Dicintai Allah

Membedakan Apa yang Dibenci dan Dicintai Allah

Orang yang cinta, tentu akan melakukan segala hal demi yang ia cintai dan takut jika ketahuan melakukan apa yang dibenci. Allah adalah Dzat yang Maha Melihat, Mengawasi dan Mengetahui. Dia tahu segala gerak dan semua yang terucap dari hambanya. Seorang saalik yang...

Menggali Makna Cobaan

  Setiap mukmin memiliki mimpi menjadi Ashabu al-Yamin yang dapat mengarungi seluruh waktu di akhirat dengan penuh kenikmatan, menerima balasan baik sebagai buah hasil kebaikan, dan yang paling utama adalah syahadah dengan sang pencipta, sebagai obat rindu penuh...

Menyelami Keagungan Nikmat Allah dalam Tafakkur

    Segala pujian taruntuk Dzat yang tak pernah bosan membagi nikmat bagi hambanya. Memberikan kebahagiaan bagi semuanya, menciptakan setiap keindahan dalam bayang-bayang dunia, bahkan setiap ciptaannya tidak luput dari guna dan manfaat untuk hambanya. Dia...

1 Comment

  1. umbilical cord bleeding

    I was suggested this web site by my cousin. I’m not
    sure whether this post is written by him as no one
    else know such detailed about my difficulty. You’re incredible!
    Thanks!

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer