Tiga Keadaan Umat Muslim di Akhirat

Penulis : Tim Admin

July 17, 2024

Ilustrasi Umat Muslim (Foto: Enes Acikgoz. Source: pixabay)

وقال جابر بن عبدالله :من زادت حسناته على سيئاته يوم القيامة فذلك الذي يدخل الجنة بغير حساب، ومن استوت حسناته وسيئاته فذلك الذي يحاسب حساباً يسيراً ثم يدخل الجنة. وإنما شفاعة رسول الله ﷺ لمن أوبق نفسه وأثقل ظهره.

“Jabir bin Abdullah berkata, “Barangsiapa (orang Islam) yang amal shalehnya lebih banyak daripada keburukannya pada hari kiamat, maka dialah yang masuk surga tanpa hisab, dan barangsiapa yang sederajat amal baik dan amal buruknya akan diberi hisab yang mudah dan kemudian masuk surga. Dan sesungguhnya syafaat Rasulullah SAW hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang menindas dirinya sendiri serta membebani punggungnya.”

Hadits di atas adalah satu penggalan dari banyak hadits yang terdapat dalam kitab Ihya’ Ulumuddin. Hadits tersebut menawarkan sesuatu yang menarik untuk dikaji dan digali lebih dalam.

Dari kategori pertama, yaitu orang Islam yang memiliki lebih banyak kebaikan daripada kejelekannya akan masuk surga tanpa hisab. Hisab adalah proses di akhirat yang akan dialami semua umat manusia. Pada saat itu, manusia akan dihitung amal baik dan buruknya. Apabila amal baik lebih banyak, maka surgalah tempatnya. Namun, bila buruk yang lebih berat, akan berakhir di dalam neraka. Jika seorang Muslim mampu mencari kebaikan sebanyak mungkin hingga kebaikan tersebut mengungguli keburukan yang ia punya, maka ia akan melompati proses hisab dan langsung masuk ke dalam surga Allah. Kemuliaan ini hanya dimiliki oleh umat Islam.

Menuju poin kedua, orang yang memiliki jumlah kebaikan dan kejelekan yang setara akan dihisab dengan ringan. Sejatinya, semua umat Islam akan masuk surga. Namun, karena surga adalah tempat yang steril dari keburukan, dosa-dosa yang melekat pada manusia haruslah dibersihkan terlebih dahulu. Tempat pembersihan dosa-dosa ini adalah neraka.

Walaupun demikian, hadits di atas menunjukkan bahwa kebaikan yang besar mampu menghilangkan sistem penyucian atas keburukan pada orang Islam.

Pada poin terakhir, sesungguhnya syafaat Rasulullah hanya diperuntukkan bagi orang Islam yang menindas dirinya sendiri. Syafaat, yang berarti pertolongan, sangatlah berharga terutama pada hari kiamat, saat anak dan orang tua tidak dapat saling membantu. Pada hari itu, semua orang bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Pertolongan sekecil apapun sangatlah berarti pada saat yang begitu berat tersebut. Terlebih lagi syafaat agung dari Nabi Muhammad SAW, yang dinanti-nantikan oleh semua makhluk. Ada banyak jalan untuk mendapatkan syafaat Rasulullah, salah satunya adalah dengan memperbanyak membaca shalawat.

Walaupun hanya orang-orang tertentu yang akan menerima syafaat, ini tidak menjadikan kita untuk tidak bershalawat pada Beliau. Tidak ada jaminan bahwa amal baik kita dapat mengalahkan amal buruk yang kita lakukan. Oleh karena itu, amalan shalawat tetap menjadi amalan umum tanpa membedakan siapa pelakunya.

Penulis: Ubaid Ar-Rahman
Editor: Mahir Riyadl

Tulisan Terkait

Kekuatan Tafakur: Lebih Berharga dari Ibadah Setahun!

Kekuatan Tafakur: Lebih Berharga dari Ibadah Setahun!

Sebagai makhluk yang diberi keistimewaan oleh Allah Swt, manusia memiliki akal pikiran yang membedakannya dari makhluk lainnya. Dalam Islam, penggunaan akal pikiran ini dikenal dengan istilah "tafakur", atau renungan mendalam. Tafakur bukan hanya tentang berpikir,...

Penting Diketahui! Inilah Tiga Perkara Yang Disembunyikan Allah

Penting Diketahui! Inilah Tiga Perkara Yang Disembunyikan Allah

Ada tiga perkara yang disembunyikan Allah Swt, yang sangat penting kita ketahui, tiga perkara tersebut dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam Magnum Opusnya, Ihya Ulumuddin, simak lengkapnya di bawah ini: وَقَالَ زَيْنُ اْلعَابِدِيْن عَلِيُّ ابْنُ اْلحُسَيْنِ رَضِيَ اللهُ...

Privilege Status Islam

Privilege Status Islam

Kerap kita dengar baik itu dalam acara formal maupun non-formal, ajakan syukur yang diucapkan oleh master of ceremony (MC), pengisi sambutan ataupun penceramah terhadap berbagai karunia yang telah Allah berikan. Di antara berbagai ajakan syukur tersebut, biasanya...

Taubat dari Dosa?

Taubat dari Dosa?

Ketahuilah, taubat adalah “meninggalkan”. Tidak mungkin seseorang meninggalkan dosa tanpa mengetahuinya. Jika taubat wajib maka perkara tidak sampai kepadanya kecuali dengannya adalah wajib. Jadi, mengetahui dosa-dosa adalah wajib. Dosa adalah semua hal yang...

Membedakan Apa yang Dibenci dan Dicintai Allah

Membedakan Apa yang Dibenci dan Dicintai Allah

Orang yang cinta, tentu akan melakukan segala hal demi yang ia cintai dan takut jika ketahuan melakukan apa yang dibenci. Allah adalah Dzat yang Maha Melihat, Mengawasi dan Mengetahui. Dia tahu segala gerak dan semua yang terucap dari hambanya. Seorang saalik yang...

Menggali Makna Cobaan

  Setiap mukmin memiliki mimpi menjadi Ashabu al-Yamin yang dapat mengarungi seluruh waktu di akhirat dengan penuh kenikmatan, menerima balasan baik sebagai buah hasil kebaikan, dan yang paling utama adalah syahadah dengan sang pencipta, sebagai obat rindu penuh...

Menyelami Keagungan Nikmat Allah dalam Tafakkur

    Segala pujian taruntuk Dzat yang tak pernah bosan membagi nikmat bagi hambanya. Memberikan kebahagiaan bagi semuanya, menciptakan setiap keindahan dalam bayang-bayang dunia, bahkan setiap ciptaannya tidak luput dari guna dan manfaat untuk hambanya. Dia...

Harta Hanya di Tangan Bukan di Hati

Hidup memang sebuah ujian, hanya orang-orang yang benar-benar teguh iman saja yang dapat melewati ujian ini dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang tidak tertipu oleh kilauan nikmat dunia yang begitu menggoda. Jika bisa di ibaratkan, dunia itu ibarat seorang...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer