Pada pelaksanaan Halaqah Fiqih Peradaban Selasa (10/01/23) di Langitan, beliau KH. Ma’shum Faqih memberikan sambutannya mewakili pihak Keluarga Ndalem sekaligus pengurus PBNU Pusat.
Pertama beliau menyapa peserta baik dari kalangan Musyawirin, Asatidz, pengurus NU cabang, pengurus Kesan serta yang hadir secara virtual.
Berlanjut beliau menyinggung kenapa acara ini dinamakan Halaqah Fikih Peradaban. Beliau menjelaskan bahwasannya di periode kepemimpinan KH. Miftakhul Akhyar dan KH. Yahya Cholil Staquf memang mempersiapkan bagaimana abad ke-2 dari NU dari acara ini.
“Tujuan Kita, khususnya PBNU dalam periode ini, kepemimpinan KH. Miftachul Akhyar dan kepemimpinan KH. Yahya Cholil Staquf. Memang memfokuskan bagaimana kita bisa mempersiapkan abad kedua dari NU. Setelah abad pertama yang Insya Allah akan kita laksanakan puncak harlahnya pada 7 Februari besok, setelah itu kita mempersiapkan ke abad kedua” Tutur beliau.
Indonesia sendiri, lanjut beliau, menjadi Barometer Islam peradaban dunia. Banyak Ulama dunia yang menilik Indonesia Khususnya NU, bisa memberikan warna yang berbeda, yang konsisten dalam menjalankan syariat dan tradisi-tradisi Islam yang masih bisa dianggap sebagai pemersatu suatu perbedaan.
Beliau juga menyinggung Islam di negara lain yang masih sangat sulit dalam mempersatukan pandangannya, Berbeda dengan Islam Indonesia yang bermacam-macam budaya, bermacam ras, warga, namun dapat bersatu dalam satu konsep yang bernama Islam Nusantara.
“Jadi kalau kita bicara Islam di Timur Tengah, Islam di Eropa, di Afrika. Di sana konsep mempersatukan pandangan itu sangat sulit sekali, tapi bagaimana melihat Indonesia ini yang bermacam-macam budaya, yang bermacam-macam ras, bermacam-macam marga tapi bisa menyatukan satu konsep dan itu merupakan Islam Nusantara” Jelas beliau.
Oleh sebab itu, pada tanggal 6 Februari nanti akan diadakan Muktamar Fiqih Peradaban yang mana beliau KH. Yahya Cholil Staquf telah mengundang para Ulama dunia untuk menghadiri ulama tersebut serta mengundang untuk merayakan puncak 1 Abad NU.
Ini, menurut beliau, merupakan terobosan yang luar biasa. Karena hal seperti ini tidak pernah terpikir sebelumnya, bahkan tidak pernah terpikir oleh para pemimpin yang ada di Indonesia.
“Punya terobosan yang disitu nanti membahas banyak hal isu-isu di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia, bahkan organisasi dunia seperti PBB akan dikupas dalam muktamar di Surabaya nanti” Lanjut beliau.
Di penghujung sambutan, beliau mengucapkan terima kasih mewakili Keluarga Besar Pon. Pes. Langitan dalam momentum Istimewa ini. Beliau juga berharap pada peserta agar tetap memegang kokoh prinsipnya. Dalam artian mengumpulkan ke-empat Narasumber ini sangatlah sulit apalagi dengan waktu yang singkat.
Pewarta: Arsyad
0 Comments