Menyelami Keagungan Nikmat Allah dalam Tafakkur

Penulis : admin

January 18, 2017

 

 

Segala pujian taruntuk Dzat yang tak pernah bosan membagi nikmat bagi hambanya. Memberikan kebahagiaan bagi semuanya, menciptakan setiap keindahan dalam bayang-bayang dunia, bahkan setiap ciptaannya tidak luput dari guna dan manfaat untuk hambanya. Dia adalah Dzat yang tak pernah lalai dengan janji-janjinya, dzat yang paling tepat untuk curahan hati dalam duka maupun suka, yang mengetahui bisikan dan kehendak hati manusia, pengabul do’a, serta pemberi kebahagiaan abadi kelak ketika tiada berguna lagi keluarga dan harta.

Banyak sekali keterangan dalam Al-Qur’an ataupun hadits yang menjelaskan tentang fadhilah tafakkur. Allah pun memuji setiap hambanya yang bertafakkur seperti dalam firmannya, “(yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “ Ya Tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini sia-sia, maha suci engkau, lindungilah kami dari adzab neraka”.

Dalam sebuah hadits disebutkan, “Tafakkur sesaat itu lebih baik dari pada ibadah satu tahun”.

Diceritakan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ada suatu kaum yang sedang bertafakkur tentang Dzat Allah Swt., kemudian Nabi berkata : “Bertafakkurlah tentang ciptaan Allah dan jangan bertafakkur pada dzat Allah, karena kalian tidak akan mampu menyelaminya.”

 

Tafakkur atas Ciptaan Allah

Seorang hamba akan bisa merasakan betapa agungnya Allah ketika mau mengorek lebih dalam atas manfaat, guna, maupun keajaiban-keajaibannya. Seseorang akan bisa mengetahui akan kebesaran Allah, sehingga karenanya hati orang tersebut akan lebih condong dan bersyukur pada nikmat-nikmat yang telah dimiliki, juga bisa lebih berbesar hati dengan menerima setiap nikmat itu tanpa harus mengharap nikmat lain yang semua itu hanya bersumber dari nafsunya. Keadaan demikian akan menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah hingga berimbas akan lahir benih-benih keta’atan, juga akan terlantun bacaan tahmid dan tasbih dalam hati seorang hamba ketika ia menyaksikan setiap keagungan ciptaan Allah dalam seluruh langkahnya. Sungguh betapa besar maha karya Allah, betapa indah racikan kehidupan yang ia suguhkan, betapa menakjubkan setiap goresan yang ia berikan, maha besar dan agung Allah tuhan semesta alam.

Selain itu, tafakkur pada anggota badan secara terperinci juga penting, selain untuk menambah kualitas ibadah kita kepada Allah juga untuk evaluasi diri, muhasabah tentang amal-amal buruk yang kita lakukan yang bertujuan agar manusia menjadi lebih baik dan dalam rangka memepertebal keimanan kepada Allah dengan cara memikirkan maksiat yang telah kita kerjakan ataupun keta’atan-keta’atan yang belum kita lakukan dan memohon keselamatan pada Tuhan.

 

Tafakkur dalam Tho’at

Maka yang pertama kali harus di evaluasi adalah tentang ibadah sholat maktubah. Tentang bagaimana kita menjalankannya, bagaimana menjaganya dari kekurangan dan keteledoran atau mengganti kekurangan itu dengan memperbanyak sholat sunnah.

Kemudian dalam anggota badan tentang bagaimana pekerjaan yang kita lakukan akan mampu mendekatkan kita pada sesuatu yang dicintai oleh Allah. Seumpama berkata kepada matanya : “Mata itu diciptakan untuk bisa melihat keindahan langit dan bumi sebagai bukti kebesaran Allah, supaya lebih bertaqwa kepada Allah, dan merenungi Al-Qur’an seta hadits. Saya mampu menyibukkan mata ini agar selalu memutholaah Al-Qur’an dan hadits tapi saya tidak melakukannya. Dan saya juga mampu melihat pada seseorang yang tho’at dengan pandangan mengagungkannya dan memberikan kebahagiaan pada hatinya. Juga melihat pada orang fasiq dengan pandangan ingkar kemudian menjauhkan dari maksiatnya tapi saya tidak melakukannya”.

Juga berkata pada telinga: “aku mampu mendengarkan kalam hikmah dan ilmu atau mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan dzikir, tapi aku tidak menghiraukannya padahal Allah telah memberikan nikmat kepadaku tapi aku mengingkari nikmat itu dengan tidak mensyukurinya”.

Begitu juga tafakkur pada lisan dengan berkata: “Sesungguhnya aku mampu mendekatkan diriku kepada Allah dengan mengajar, member nasihat yang baik, memberikan kabar kebahagiaan bagi orang-orang yang berbuat baik, dan dengan bertanya tentang bagaimana keadaan orang-orang faqir dan memberikan kebahagiaan pada orang yang sholih dan alim dengan kata-kata yang indah. Karena segala bentuk kata-kata yang indah atau baik itu terhitung shodaqoh”.

Begitu juga dengan tafakkur pada hartanya dengan berkata: “Aku bisa menshodaqohkan harta yang tidak kubutuhkan pada orang-orang itu, dan ketika aku membutuhkannya, Allah akan mengganti dengan yang menyamainya apabila aku butuh sekarang.

Begitu juga dengan anggota-anggota yang lain termasuk harta bahkan kendaraan. Karena semua itu adalah sebab-sebab tafakkur, sehingga akan menjadikan kita lebih tho’at kepada Allah, juga akan muncul kethoatan-kethoatan yang lebih sebab tafakkur yang lebih dalam. Juga tafakkur pada keadaan yang menjadikan kita lebih suka pada tho’at, tafakkur pada ihlasnya niat, dan mencari hakikat sesungguhnya dalam suatu ibadah, sehingga seseorang akan mampu membersihkan amal-amalnya.

 

Tafakkur dalam Maksiat

Bertafakkur dalam maksiat adalah dengan cara mengingatkan pada lisan dan berkata “Aku menggunakannya untuk ghibah, bohong, mengagungkan diri sendiri, menghina orang lain, mencela, berdebat yang tidak perlu dan bercanda yang tidak perlu, dan yang lainnya dalam perbuatan tercela. Kemudian pertama adalah mengakui pada dirinya bahwa semua adalah perkara yang dibenci oleh Allah.

Tafakkur pada telinga dengan berkata “Aku menggunakannya untuk menggunakan ghibah, kebohongan,, kata-kata yang tidak penting, canda gurau dan bid’ah dan semua itu kudengar dari mereka, padahal aku harus menjauhinya dan berbuat nahi munkar”.

Juga pada perut yang adakalnya berbuat maksiat kepada Allah dalam makan dan minum, dengan memperbanyak makan halal padahal itu dibenci oleh Allah dan memperbesar syahwat, yang syahwat tersebut adalah senjatanya syaitan sang musuh Allah. Dan adakalanya makan barang haram atau syubhat. maka renungilah dari mana semua itu berasal baik makanan, pakaian, tempat tinggal, pekerjaan dan apa yang dikerjakan. Juga mengakui pada dirinya bahwa seluruh ibadah itu akan sia-sia jika makanan yang kita makan adalah haram. Dan makanan halal adalah pondasi seluruh ibadah, dan sesungghunya Allah tidak akan menerima sholatnya seseorang yang pakaiannya di beli dengan campuran harta haram. Sebagaimana yang diterangkan oleh hadist.

Dan ini adalah sebagian dari tafakkur pada anggota badan. Ketika dengan tafakkur ini bisa menghasilkan ma’rifat billah maka sepanjang hari orang itu akan tersibukkan dengan muroqobah sehingga dia bisa menjaga anggota tubuhnya dari maksiat.

 

[Wildan Shofa Nur]

Sumber: menaralangitan.com

Tulisan Terkait

Kekuatan Tafakur: Lebih Berharga dari Ibadah Setahun!

Kekuatan Tafakur: Lebih Berharga dari Ibadah Setahun!

Sebagai makhluk yang diberi keistimewaan oleh Allah Swt, manusia memiliki akal pikiran yang membedakannya dari makhluk lainnya. Dalam Islam, penggunaan akal pikiran ini dikenal dengan istilah "tafakur", atau renungan mendalam. Tafakur bukan hanya tentang berpikir,...

Penting Diketahui! Inilah Tiga Perkara Yang Disembunyikan Allah

Penting Diketahui! Inilah Tiga Perkara Yang Disembunyikan Allah

Ada tiga perkara yang disembunyikan Allah Swt, yang sangat penting kita ketahui, tiga perkara tersebut dijelaskan oleh Imam Ghazali dalam Magnum Opusnya, Ihya Ulumuddin, simak lengkapnya di bawah ini: وَقَالَ زَيْنُ اْلعَابِدِيْن عَلِيُّ ابْنُ اْلحُسَيْنِ رَضِيَ اللهُ...

Tiga Keadaan Umat Muslim di Akhirat

Tiga Keadaan Umat Muslim di Akhirat

وقال جابر بن عبدالله :من زادت حسناته على سيئاته يوم القيامة فذلك الذي يدخل الجنة بغير حساب، ومن استوت حسناته وسيئاته فذلك الذي يحاسب حساباً يسيراً ثم يدخل الجنة. وإنما شفاعة رسول الله ﷺ لمن أوبق نفسه وأثقل ظهره. "Jabir bin Abdullah berkata, "Barangsiapa (orang Islam)...

Privilege Status Islam

Privilege Status Islam

Kerap kita dengar baik itu dalam acara formal maupun non-formal, ajakan syukur yang diucapkan oleh master of ceremony (MC), pengisi sambutan ataupun penceramah terhadap berbagai karunia yang telah Allah berikan. Di antara berbagai ajakan syukur tersebut, biasanya...

Taubat dari Dosa?

Taubat dari Dosa?

Ketahuilah, taubat adalah “meninggalkan”. Tidak mungkin seseorang meninggalkan dosa tanpa mengetahuinya. Jika taubat wajib maka perkara tidak sampai kepadanya kecuali dengannya adalah wajib. Jadi, mengetahui dosa-dosa adalah wajib. Dosa adalah semua hal yang...

Membedakan Apa yang Dibenci dan Dicintai Allah

Membedakan Apa yang Dibenci dan Dicintai Allah

Orang yang cinta, tentu akan melakukan segala hal demi yang ia cintai dan takut jika ketahuan melakukan apa yang dibenci. Allah adalah Dzat yang Maha Melihat, Mengawasi dan Mengetahui. Dia tahu segala gerak dan semua yang terucap dari hambanya. Seorang saalik yang...

Menggali Makna Cobaan

  Setiap mukmin memiliki mimpi menjadi Ashabu al-Yamin yang dapat mengarungi seluruh waktu di akhirat dengan penuh kenikmatan, menerima balasan baik sebagai buah hasil kebaikan, dan yang paling utama adalah syahadah dengan sang pencipta, sebagai obat rindu penuh...

Harta Hanya di Tangan Bukan di Hati

Hidup memang sebuah ujian, hanya orang-orang yang benar-benar teguh iman saja yang dapat melewati ujian ini dengan baik. Mereka adalah orang-orang yang tidak tertipu oleh kilauan nikmat dunia yang begitu menggoda. Jika bisa di ibaratkan, dunia itu ibarat seorang...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer