Meningkatkan Jiwa Kedisiplinan Santri

Penulis : admin

March 21, 2017

Santri adalah manusia pilihan yang dikehendaki Allah agar kelak menjadi baik, yaitu orang yang menghabiskan sisa usianya dengan ber-tafaqquh fiddin (berusaha mendalami ilmu agama). Kesehariannya tak luput dari pengawasan Kiai. Mereka dididik secara bertahap baik haliyah maupun ulumiyahnya, sehingga kelak siap menjadi penjaga gawang bangsa dibalik keilmuan agama yang dimilikinya.

Sedangkan pesantren adalah tempat mengenyam ilmu agama Islam, dimana para penghuninya belajar dalam satu wilayah di bawah bimbingan seorang Kiai. Kata “Pesantren” berasal dari kata “Santri” yang diberi imbuhan pe-an, yang berarti tempat tinggal santri.

Program Pesantren

Dalam sebuah kelembagaan pesantren, seorang santri dituntut untuk belajar mandiri dalam semua aktifitas sehari-hari. Seperti halnya bangun tidur, sarapan, mandi, mencuci, dll. Selain itu, mereka juga diwajibkan mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan seperti jamaah lima waktu, mengaji, sekolah, musyawarah, dsb. Semua kegiatan tersebut merupakan aktivitas wajib di Pon. Pes. Langitan

Dilihat dari sisi kepadatannya, kegiatan-kegiatan di Pon. Pes. Langitan sendiri bisa dikatakan lumayan jika dibandingkan dengan kegiatan di pesantren-pesantren lain. Dimulai dari bangun tidur untuk melakukan sholat tahajjud, mereka sengaja dibangunkan untuk menembus kegelapan malam dan mengisinya dengan gemerlap cahaya doa kepada kedua orang tuanya. Kemudian secara terperinci menjalani aktifitas lain sebagaimana tersebut di atas.

Disiplin Mengikuti Kegiatan

Salah satu ciri khas seorang santri adalah kedisiplinannya mengikuti berbagai kegiatan pondok. Cerminan santri yang disiplin bisa dilihat dari keistikamahannya mengikuti kegiatan-kegiatan pondok. Juga selalu datang tepat waktu, dengan kata lain tidak pernah terlambat. Misalnya, berangkat lebih awal ketika jamaah dan mengaji sebelum Kiai rawuh. Dalam etika belajar, muridlah yang harus menunggu gurunya, bukan guru yang menunggu muridnya.

Lain daripada itu, secara husus perilaku Kiai menjadi contoh bagi santri. Sehingga ketika mengaji santri tidak hanya disuguhi teori belaka, mereka bisa membaca haliyah Kiai sebagai tauladan, sekaligus tolak ukur dakwah kelak ketika mereka pulang ke tempat tinggalnya masing-masing.

Perbarui niat

Memang berat menjalani kehidupan di pondok yang penuh kesibukan, baik aktifitas pribadi maupun program kegiatan dari pondok. Jika hal ini tidak didasari dengan niat yang baik, maka yang ada hanya asal-asalan menjalaninya, malas, tidak semangat, dan merasa berat untuk berangkat sekolah, musyawarah, jamaah, dan ngaji. Itu semua karena adanya rasa malas yang cenderung suka pada yang enak-enak saja.

Karena itulah seorang santri harus berusaha memeranginya. Tidak boleh membiarkan sifat malas bersemayam di dalam hati. Salah satu caranya yaitu dengan tidak menurutinya. Sebenarnya mudah melawan rasa malas, hanya tinggal bagaimana para santri mau atau tidak melawannya. Dan tergantung seberapa kuat niat dan keinginan itu sendiri. Oleh karenanya, sebagai santri yang berhimmah tinggi, marilah kita perbarui lagi niat kita, bangkitkan semangat dan jadikan ‘rasa malas’ itu malas menghampiri kita.

                                                                                                                          Ahl Al Aul

Tulisan Terkait

Dunia yang Menipu

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia Muhammad saw Wa badu : Allah berfirman: “Telah dekat kepada manusia hari perhitungan segala amal mereka, sedang mereka ada dalam kelalaian...

“Kenangan” sistem Khilafah

Rajab memberikan kesempatan untuk merenungkan kewajiban kita mengenai permasalahan Khilafah. Berbagai peristiwa seperti penindasan terhadap muslim Uighur, kecaman Perancis terhadap busana muslim, serbuan Amerika terhadap Afghanistan dan Pakistan, dan pengepungan...

Nepotisme dalam Moralitas Politik

Berawal dari kepentingan manusia yang semakin bertambah. Urusan-urusan penting atau yang dianggap penting menjadi bagian dari catatan harian. Semisal dalam urusan mencari sebuah pekerjaan, tentu teman atau kerabat ikut terlibat. Sehingga, dapat kita tarik sebuah...

Dunia dan Nafsu

Pembaca yang budiman, Dunia merupakan sebuah kehidupan yang mencintai nafsu, dimana kehidupan itu diukur dengan standard kecintaannya pada materi. Mungkin pembaca ada yang tidak setuju dengan pendapat ini. Namun, bagaimana jika dunia didefinisikan al-Qur`an?...

Khalid bin Walid

INILAH KISAH LELAKI BERNAMA KHALID BIN WALID di muktha, menyeberang sudah di jembatan para suhada tiga pencinta* yang dipenuhi rindu firdaus lalu disambutnya panji janji-janji terdekap di dada yang telah ia penuhi dengan cinta pada seorang yatim teragung di madinah di...

Kebudayaan Islam dalam AL-Quran

Dua kebudayaan: Islam dan Barat MUHAMMAD telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa abad yang lalu. Ia akan terus demikian sampai Tuhan menyempurnakan cahayaNya ke seluruh...

Waspadai media hiburan

Menyikapi anak-anak yang sibuk menonton televisi, di antara kita sama dan serempak. Kebiasaan menonton televisi (anak-anak dan remaja) adalah sangat berbahaya menurut Islam, pakar psikologi, sosiologi dan kedokteran. Pemanfa’atan layar kaca (TV, Vidio, TV Game...

Pengaruh iblis dan Yahudi (Puisi I)

PANGELING ELING Boleh jadi nafsumu mengingkari kebenaran Tapi hatimu takkan pernah membenarkannya Boleh jadi Bibirmu tersenyum dalam kemaksiatan Tapi Hatimu menangis dalam kegelisahan! Boleh jadi Lisanmu berucap dengan penuh kedustaan Tapi Hatimu resah karena ketidak...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer