Nama Lora Ismail atau Muhammad Ismail al-Kholilie sekarang sangat populer, selain merupakan cucu dari Syaikhona Kholil Bangkalan, ulama kharismatik dari Madura. Beliau juga merupakan penulis buku yang fenomenal dan menginspirasi, Catatan Dari Tarim.
Buku Catatan Dari Tarim, terhitung dari awal dicetaknya hingga sekarang, sudah mencapai cetakan ketiganya. Hal ini dikarenakan isi dari buku tersebut yang luar biasa, mengulas secara jelas dan gamblang mengenai kota Tarim. Sehingga siapapun yang membacanya akan merasa seperti berada di dalam kota tersebut.
|Baca Juga:
Daurah Ilmiyah & Talaqqi wa Tashih Qiro’ah bersama Al-Habib Ali bin Muhammed Ba’alawy Yaman
Oleh karena itu, dalam rangka memberikan wawasan dan motivasi kepada para santri mengenai kepenulisan, PP. Langitan adakan seminar bedah buku Catatan Dari Tarim bersama sang penulis, yaitu Lora Muhammad Ismail al-Kholilie yang bertempat di Madrasah Aliyah al-Falahiyah Lt. 3. Kamis, (29/12/2022). Seminar tersebut diprakarsai oleh Perpusatakaan Langitan dan OSIS Madrasah Aliyah al-Falahiyah.
Seminar ini disiarkan secara langsung melewati kanal Youtube resmi Pon. Pes. Langitan (Langitan TV) dan dihadiri Majelis Masyayikh, gawagis, asatidz, serta ratusan santri.
Seminar dibuka dan diawali dengan sambutan dari KH. Abdurrahman Faqih dan Ust. Ali Muwafiq selaku Rais Aam, lalu break untuk jamaah Isya’. Setelahnya, acara disambung kembali dan menuju acara intinya, yaitu bedah buku Catatan Dari Tarim yang dipaparkan beliau, Lora Ismail al-Kholilie.
Dalam salah satu pemaparannya, beliau menerangkan latar belakang dalam menulis buku ini. Hal ini sebenarnya berawal dari keisengan beliau dan sering menulis setiap satu minggu sekali.
|Baca Juga:
Kunjungan Dua Habib Yaman serta Pengijazahan ‘Ammah Ratib Al-Athas & Daurah ‘Ammah
“Saya ini jujur, tulisan ini (Catatan Dari Tarim) sebagaimana yang saya katakan di mukaddimah berawal dari keisengan saya, nulis-nulis setiap seminggu sekali di Tarim, akhirnya menjadi sebuah buku,” jelas beliau.
Selain itu, beliau juga memberikan tips untuk menjadi penulis, yaitu dengan menulis setiap apapun yang dicintai.
“Kalau adik-adik ingin menjadi penulis, saya punya kaidah, yaitu tulislah apa yang kalian cintai maka kalian akan mencintai menulis,” papar beliau.
“Seperti dalam buku ini yang saya tulis tentang kota Tarim yang saya cintai, para habaib yang saya cintai, para guru yang saya cintai,” sambung ulama muda milenial tersebut.
Pewarta: Mahir Riyadl
Editor: Alfaiq
0 Comments