LANGITAN- Poskestren Langitan menjadi enam besar dalam nominasi lomba penilaian poskestren terbaik yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Profinsi Jawa Timur. Rombongan tim juri dari Dinas Kesehatan Jawa Timur melakukan penilaian terakhirnya di poskestren Langitan (27/3/14) setelah melakukan penilaian di lima poskestren sebelumnya.
Tampak para santri Husada melakukan aksi simulasi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang diawali adegan kecelakaan akibat berkendara sepeda motor. Santri Husada atau santri kader poskestren -yang menjadi pelaksana program kesehatan yang dicanangkan poskestren kepada para santri- tersebut melakukan aksi simulasi dihadapan para rombongan juri setelah selesai melakukan acara pembukaan seremonial di Aula.
Pembulaan tersebut dihadiri oleh KH. Abdullah Habib Faqih dan KH. Abdurrahman Faqih (Dewan Masyayikh Pesantren Langitan) Dr. H. Mashudi (ketua Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Tuban), Dr Raihan (Ketua organisasi Persatuan Dogter Gigi Indonesia (PDGI) Kabupaten Tuban), Gatot Marsugiono (ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Tuban), (Dr. H Saiful Hadi perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban) dan beberapa rombongan dari instansi lainnya.
Para tim juri kemudian melakukan penilaian kebersihan di berbagai titik kawasan pesantren putra maupun putri. Proses penilaian tersebut juga dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada sebagian santri seputar kesehatan dan beberapa hal mengenai keseharian mereka. Baru setelah itu mereka melakukan survey langsung ke poskestren putra dan putri.
Pada kesempatan itu juga diadakan penyuluhan praktik sikat gigi yang benar kepada para santri yang dibimbing oleh Tim Dokter Gigi dari Persatuan Dogter Gigi Indonesia (PDGI) Kabupaten Tuban.
Lomba penilaian poskestren terbaik ini merupakan program yang pertama kalinya digelar oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Profinsi Jawa Timur. Mengingat tujuan utama dibentuknya poskestren sebagai upaya promotif dan preventif dengan tidak mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif, maka dibuatlah upaya meningkatkan kembali kinerja poskestren serta memberikan penghargaan bagi poskestren terbaik.
Pada tahun 2013, poskestren di Jawa Timur telah terbentuk sebanyak 740 poskestren dari 3818 pesantren. Artinya, hanya ada 19,38% poskestren yang telah terbentuk. Poskestren yang sudah terbentuk dan sudah berjalan kegiatanya selama ini belum pernah dievaluasi kualitasnya, sehingga melalui lomba poskestren ini dapat dijadikan satu upaya pembinaan terpadu dan evaluasi.
“harapan kami sebenarnya setiap pesantren ada poskestrennya, tapi yang ada hanya 19%. makanya kita lombakan supaya mereka bisa menunjukan bahwa kesehatan pondok pesantren sudah memenuhi standar”. Ungkap Dokter Mahanani, ketua tim Penilaian.
Peserta poskestren dalam lomba ini merupakan enam nominasi poskestren terbaik dari 25 poskestren yang mewakili beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur. “awalnya ada 38, namun yang menyetorkan profil hanya 25” katanya. Ke-enam poskestren tersebut adalah beberapa poskestren perwakilan dari kota Surabaya, Trenggalek, Madiun, Jombang, Lamongan Dan Tuban (Langitan).
Tim penilaian dalam lomba ini melibatkan beberapa instansi yakni Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang meliputi beberapa bagian yakni: Promosi kesehatan (promkes), Penyehatan Lingkungan (PL), Pelayanan Kesehatan, Gizi dan Pemberantasan Penyakit. Ada juga tim juri dari Kemenag Wilayah Jawa Timur dan PP. NU Jatim.
pemberitahuan mengenai pemenang lomba penilaian poskestren terbaik ini akan diumumkan dalam waktu dekat dan poskestren pemenang lomba ini rencananya akan dihadirkan pada peringatan Hari Kesehatan Nasional.[SY]
0 Comments