Berbuat dosa adalah suatu kemestian bagi seorang manusia biasa. Bahkan Rasulullah Shollallahu alihi wasallam sampaikan, bahwa seandainya manusia tidak berbuat dosa, niscaya Allah Subhanahu wata’ala akan memusnahkan mereka dan mengganti dengan hambaNya yang lain yang melakukan dosa dan minta ampun kepadaNya, sehingga Allah Subhanahu wata’ala mengampuninya, hal ini untuk menunjukkan ke maha pengampunan Dia.
Yang menarik untuk diperhatikan dari cerita berikut ini adalah bagaimana sikap seorang setelah melakukan dosa. Sejauh mana penyesalan dan taubatnya. Kejadian ini adalah satu dari ribuan peristiwa serupa di masa khairul qurun (masa terbaik) yang bisa menjadi cermin bagi kita. Seorang pemuda belia dari kalangan penduduk Madinah datang kepada Rasulullah SAW, masuk Islam. Dia adalah salah satu dari orang-orang yang ingin selalu dekat dengan Rasulullah SAW. dengan cara menjadi khadim beliau. Dan keinginannya dikabulkan oleh Rasul. Maka sahabat yang bernama Tsa’labah bin Abdurrahman Al Anshari RA. itu pun melalui hari-harinya melayani keperluan Rasulullah SAW.
Awal Bencana
Suatu hari, ia diutus oleh Rasulullah SAW untuk satu keperluan. Ia pun bergegas pergi. Dalam perjalanan, tanpa sengaja ia menoleh ke sebuah pintu rumah yang lupa tidak ditutup oleh pemiliknya. Begitu melihat ke dalam, nampak seorang wanita sedang mandi. Wajahnya mendadak pucat, tubuhnya gemetar ketakutan. Pikirannya sibuk membayangkan berbagai kemungkinan buruk yang bisa menimpa dirinya. Sampai terbayang bahwa mungkin saja Allah SAW. akan menurunkan wahyu pada Rasulullah SAW. menceritakan kejadian dirinya. Dicekam ketakutan yang luar biasa, ia melarikan diri saat itu juga. Dengan peluh bercucuran, napas tersengal, ia tinggalkan tempat itu. Lorong demi lorong ia lalui. Gang-gang ia lewati. Perkampungan itu pun telah tertinggal jauh di belakangnya, hingga ia keluar dari batas kota Madinah. Ia terus berlari dan berlari sampai pada akhirnya ia menyelinap di daerah sepi pegunungan antara Mekah dan Madinah sebagai tempat persembunyiannya.
Nyepi Empat Puluh Hari
Sementara di Madinah, Rasulullah SAW. menunggu khadimnya yang pergi tak kunjung kembali. Sehari penuh berlalu, tidak ada kabar pun tentang dirinya. Dengan sabar beliau tunggu kepulangan shahabat itu. Tanpa terasa, empat puluh hari berlalu tanpa kehadiran Tsa’labah RA. Setelah empat puluh hari berlalu, turunlah malaikat Jibril AS. membawa wahyu, “Wahai Muhammad, sesungguhnya Rabbmu mengirimkan salam untukmu. Dia berfirman untukmu, ‘Sesungguhnya seorang dari umatmu di antara pegunungan ini meminta perlindungan padaKu.'” Tanpa membuang waktu lagi, beliau bersabda, “Hai Umar, wahai Salman, berangkatlah kalian berdua dan bawalah Tsa’labah bin Abdurrahman kepadaku.”
Lari dari Jahannam
Mereka berdua segera menuju pegunungan yang ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Seorang pengembala kambing mereka temui di sana. Umar RA. bertanya padanya, “Tahukah kamu tentang seorang pemuda bernama Tsa’labah di antara pegunungan ini?” “Mungkinkah orang yang kau maksud adalah orang yang melarikan diri dari jahannam? Setiap tengah malam ia keluar dari antara pegunungan ini sambil meletakkan tangannya di atas kepalanya memanggil-manggil, ‘Wahai alangkah baiknya seandainya Kau tahan ruhku bersama para arwah dan tubuhku bersama tubuh-tubuh, dan Kau tidak membiarkanku untuk menerima keputusan.'” “Ya, orang itu yang kami cari.”
Kedua orang ini pun segera diantarkan penggembala tersebut. Sampai di sana, mereka menunggu hingga tengah malam. Tiba-tiba muncul satu sosok tubuh manusia dari tengah pegunungan sambil meletakkan tangan di atas kepalanya, ia memangil-manggil, “‘Wahai alangkah baiknya seandainya Kau tahan ruhku bersama para arwah dan tubuhku bersama tubuh-tubuh, dan Kau tidak membiarkanku untuk menerima keputusan.” Pagi harinya, Umar RA menemuinya. Langsung dipeluknya Tsa’labah RA. Dengan nada penuh kekhawatiran ia bertanya, “Wahai Umar, tahukah Rasulullah SAW akan dosaku.” “Aku tidak tahu permasalahan itu. Yang jelas, kemarin Rasulullah SAW. menyebut-nyebutmu dan menugaskan aku bersama Salman untuk mencarimu.” “Wahai Umar, satu permohonanku padamu. Jangan kau bawa aku menghadap Rasulullah SAW, kecuali ketika beliau sedang sholat.” Umar pun mengabulkan permintaannya.
Pingsan
Sampai di masjid Nabawi, Umar RA. dan Salaman RA. langsung masuk dalam barisan sholat. Sedangkan Tsa’labah, begitu mendengar bacaan Rasulullah SAW, pingsan seketika. Seusai sholat, begitu melihat Umar RA dan Salman RA. Rasulullah bertanya, “Hai Umar dan Salman, bagaimana dengan Tsa’labah?” Keduanya menjawab, “Ini dia ada di sini, ya Rasul.” Beliau pun berdiri mendekati Tsa’labah RA. yang tergeletak pingsan. Beliau gerak-gerakan tubuhnya. Tsa’labah RA. siuman. Beliau langsung bertanya, “Apa yang membuatmu menghilang dariku?”
“Dosaku, wahai Rasulullah.” Jawabnya singkat.
“Maukah kutunjukkan padamu sebuah ayat yang menghapuskan dosa dan kesalahan?”
“Tentu, wahai Rasulullah.”
“Bacalah, ‘Rabbana aatina fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina ‘adzabannar.”
“Dosaku, wahai Rasulullah, lebih besar lagi.”
“Bukan, bahkan firman Allahlah yang lebih agung.” Kemudian beliau perintahkan supaya Tsa’labah RA. segera kembali ke rumahnya.
Taubat yang Diterima
Beberapa hari berlalu, sudah delapan hari Tsa’labah RA. terbaring sakit. Melihat kejadian ini, Salman RA. menemui Rasulullah SAW. dan mengatakan, “Wahai Rasul, tidak tahukah engkau berita Tsa’labah. Ia sakit parah hampir mendekati kematian.” “Marilah kita bersama-sama ke sana,” ajak Rasulullah SAW. Mereka masuk menemui Tsa’labah RA yang terbaring lemah. Rasulullah SAW. mendekatinya dan meletakkan kepalanya di atas pangkuan beliau. “Apa yang kau rasakan?” Rasulullah bertanya. “Seolah semut merayap di antara tulangku, dagingku dan kulitku,” jawab Tsa’labah RA. “Apakah yang kau inginkan?” Tanya beliau lagi. “Ampunan Rabbku.” Tidak lama berselang, Jibril AS. menyampaikan wahyu, “Wahai Muhammad, Rabbmu mengirimkan salam untukmu. Dia berfirman padamu, ‘Seandainya hambaKu ini datang padaKu dengan kesalahan yang memenuhi bumi, tentulah Aku akan menemuinya dengan ampunan sebanyak itu pula.” Rasulullah SAW. lalu memberitahu kepada Tsa’labah RA. tentang wahyu yang baru saja beliau terima itu. Tsa’labah berteriak kerak dan meninggal seketika.
asslmkm …. sy pny seorg sahabat. dia alumni pesantren langitan tuban ini … Namanya Mas Dar … km kenal di bagan batu RIAU. krn HP sya dicuri Org .. sy kehilangan nmr Mas Dar tsb. tolong hub saya jika mngetahui keberadaan sahabat saya tsb di 0853 650 60 822. dia jg mnyarankan, agar anak sy dmasukkan ke ponpes langitan ini … bgmn carany spy anak saya bisa betah … soalny jauh dr tmpat saya … sy tdk snggup kalo bolak balik … sy sndiri blum prnah ke tanah jawa …. smoga Allah mmberi Jodoh anak saya bisa belajar Agama dsini… Aamiin
wa’alaikum salam … untuk orang tua yang ingin memondokan anaknya ke pesantren yang dari jauh, bisa langsung ke pondok pusat dan untuk masalah krasan atau tidaknya inya’alloh akan di urusi sama pengurus pondok mengingat santri2 dari luar jawa pun jumlahnya sangat banyak…………..
amin semoga anak bapak diberi jodoh oleh Allah belajar di pesantren ini. agar betah di pondok ini, anak bapak perlu dukungan dan doa dari bapak serta ibu. dan lebih baiknya jika anak bapak dititipkan santri aktif yang se daerah dengan bapak
Mohon maaf sebelumnya jikalau pesan ini mengganggu.
Saya pengen berbagi informasi nih buat kita semua, mudah2an bermanfaat.
Barangkali ada dari rekan2 yg sedang butuh dana/income tambahan diluar gaji blnan.
Program ini dijalnkan secara online(maya),tapi uang yg
dihsilkn betul2 riil.Ada transaksi,ada produk,logis,
masuk akal,en tidak ada satu pihak pun yg dirugikan
dlm program ini.Program ini dijlankan secara LEGAL&HALAL (KET hrap bca di websitenya, di menu “Legal & Halal”)
Websitenya http://www.bisnis***.net/?id=fazi
1. Rumus keluarga
Orang tua cerdas + anak cerdas = diskusi
Orang tua cerdas + anak bodoh = bentakan
Orang tua bodoh + anak cerdas = kemanjaan
Orang tua bodoh + anak bodoh = broken home
2. Rumus pendidikan
Guru cerdas + siswa cerdas = sekolah favorit
Guru cerdas + siswa bodoh = belajar keras
Guru bodoh + siswa cerdas = pujian
Guru bodoh + siswa bodoh = tidak lulus 100%
3. Rumus pergaulan
Cowok cerdas + cewek cerdas = cinta romantis
Cowok cerdas + cewek bodoh = skandal
Cowok bodoh + cewek cerdas = pernikahan
Cowok bodoh + cewek bodoh = hamil
4. Rumus perusahaan
Boss cerdas + karyawan cerdas = profit
Boss cerdas + karyawan bodoh = produksi
Boss bodoh + karyawan cerdas = promosi
Boss bodoh + karyawan bodoh = kerja lembur
5. Rumus kenegaraan
Pemimpin cerdas + rakyat cerdas = demokrasi
Pemimpin cerdas + rakyat bodoh = otoriter
Pemimpin bodoh + rakyat cerdas = demonstrasi
Pemimpin bodoh + rakyat bodoh = negara bangkrut
Offline
#ridza
wallaikum salam, alhamdulillah adiknya kak yusman sudah sampai di pesatren langitan dalam keadaan sehat wal afiyat. untuk bisa berkonikasi dengan adik kaka bisa menghubungi nomor telepon kantor pusat PP. Langitan +62322451156. insya Alloh nanti sama penjaganya dipanggilkan
asalamualaikum tuan guru pondok pesanteran langitan.. nama saya yusmarizal bin mat yusof dari pahang, malaysia.. saya mempunyai adik yang baru sahaja mendaftar masuk belajar di pesanteran langitan.. Namanya Yusmahilal bin Mat Yusof.. mohon tuan guru memberitahu saya bagaimana jika saya mahu berkomunikasi dengan adik saya.. sekian.. terima kasih..