Amalan supaya Selamat dalam Perjalanan

Penulis : admin

September 19, 2017

 

 

Ada amalan menarik yang pernah dikutip oleh Imam Az-Zarkasyi untuk semua orang yang ingin selamat dalam perjalanan. Ia mengutip kisah yang pernah diamalkan oleh al-Kiya al-Harasi, seorang yang lahir di tahun yang sama persis dengan Imam al-Ghazali, pada tahun 450 H dan wafatnya hanya selisih satu tahun. Jika al-Ghazali wafat tahun 505 H, al-Harasi wafat tahun 504 H.

Kehidupan kedua orang ini selalu bersama. Mereka adalah teman dekat. Mulai belajar, mengajar, pun jadi ulama, keduanya selalu berbarengan. Hanya, di antara keduanya masing-masing mempunyai keistimewaan yang tidak sama. Al-Harasi yang juga pengarang kitab Ahkamul Qur’an ini lebih jago dalam mengajar, sedang al-Ghazali sebagai pengarang Ihya’ Ulumuddin lebih mahir dalam menulis.

Pemilik nama lengkap Abul Hasan Ali bin Muhammad At Thabari ketika akan melakukan perjalanan, ia membaca semua huruf yang ada di permulaan surat Al-Qur’an (fawatihus suwar). Mulai alif lam mim, alif lam mim, alif lam mim shad, alif lam ra’, dan seterusnya yang berjumlah 29 potong ayat.

كَانَ اَلْكِيَا الْهَرَاسِيْ الإِمَامُ رَحِمَهُ اللهُ إِذَا رَكِبَ فِيْ رِحْلَةٍ يَقُوْلُ هَذِهِ الْحُرُوْفَ الَّتِىْ فِيْ أَوَائِلِ السُّوَرِ فَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ مَا جُعِلَ ذَلِكَ فِيْ مَوْضِعٍ أَوْ كُتِبَ فِيْ شَيْئٍ إِلَّا حُفِظَ تَالِيْهَا وَمَالُهُ وَأَمِنَ فِيْ نَفْسِهِ مِنَ التَّلَفِ وَالْغَرَقِ

Artinya: Imam al-Kiya al-Harasi rahimahullah ketika sedang bepergian membaca huruf-huruf  yang berada di permulaan surat-surat ini (awailus suwar). Beliau ditanya tentang amalan itu, lalu dijawab “Tidak ada tempat yang dibacakan itu atau tempat maupun barang yang dituliskan tulisan tersebut kecuali pembacanya dan hartanya akan dijaga, harta dan jiwanya aman dari kerusakan serta resiko tenggelam. (Badruddin Muhammad bin Abdullah Az Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumil Qur’an [Darut Turats, Kairo], vol 1, h. 434)

Jadi, menurut salah satu pakar fiqih madzhab Syafi’i ini, siapa saja yang mau membaca atau menulis di satu tempat, pembacanya akan selamat, harta jiwanya akan aman dari malapetaka dan tenggelam.

KH Abdul Qayyum Manshur, Lasem, ketika mengisi mauidhah hasanah di Haflah Khotmil Qur’an Pesantren At Taufiiqiyyah, Brabo, Grobogan mengatakan bahwa amalan ini sudah diijazahkan kepada masyarakat untuk siapa yang yang menginginkan sawahnya aman, selamat dari kecelakaan ketika bepergian, tidak tenggelam, atau sebagainya.

Sumber: Nu Online / Ahmad Mundzir 

Tulisan Terkait

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Di zaman sekarang, kajian dan diskusi terkait ilmu tauhid atau ilmu kalam tidak sebanyak ilmu-ilmu yang lain. Di pengajian umum, misalnya, seringkali yang dibahas hanya berputar di antara fikih dan tasawuf, sangat jarang sekali ilmu tauhid menjadi pembahasan utama. ...

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Dalam tradisi keislaman, cerita-cerita tentang keajaiban doa dan amalan sering kali menjadi sumber inspirasi dan keimanan bagi umatnya. Salah satu cerita yang menarik adalah yang disampaikan oleh Syekh Abu Zaid Al Quthubi, yang ditemukan dalam kitab Irsyadul Ibad...

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram, menurut perhitungan kalender yang diterbitkan PP. Langitan, awal bulan Muharram 1446 H akan jatuh pada hari Ahad 7 Juli 2024.  Bulan Muharram memiliki beberapa peristiwa penting yang menjadikannya salah satu bulan yang...

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah, sedangkan bulan Dzulhijjah sebagai bulan terakhir. Oleh karena itu, Muharram diperingati sebagai awal tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam. Adapun Dzulhijjah diperingati sebagai akhir tahun Hijriah....

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan setiap hari raya Idul Adha atau pada tanggal 10 Dzulhiijah dalam kalender Hijriah. Shalat Idul Adha, menurut madzab Syafi'i dan Maliki hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan). Sementara menurut Imam...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer