Khianat termasuk perbuatan yang dilarang oleh agama Islam. Dalam kitab Irsyadul Ibad, Imam Zainuddin Al-Malibari membuat pembahasan tersendiri terkait khianat yang dinamai dengan باب فى الخيانة (Bab yang menerangkan tentang khianat).
Dalam pembukaan bab tersebut, beliau mengutip surat Al-Anfal ayat 27:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan rasul, dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
Ayat di atas mempunyai arti peringatan bagi setiap umat muslim agar tidak berkhianat kepada Allah dan rasul-Nya, serta tidak berkhianat atas اَمٰنٰتِكُم ْ(kepercayaan) baik berupa tugas atau pekerjaan yang telah dipercayakan.
Selain itu, Imam Zainuddin juga mengutip penggalan ayat ke-52 dari surat Yusuf yang berbunyi:
وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يَهۡدِىۡ كَيۡدَ الۡخَـآٮِٕنِيۡنَ
Artinya: “Dan bahwa Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang berkhianat.” Yang bermakna Allah Swt tidak meridhai perbuatan khianat tersebut.
Lalu, selain mengutip ayat Al-Qur’an, beliau juga mengutip hadis-hadis yang membahas permasalahan ini, Di antara hadis-hadis tersebut adalah:
وأخرج الطبراني عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لا إيمان لمن لا امانة له ولا صلاة لمن لا طهورا له ولا دين لمن لا صلاة له وموضع الصلاة من الدين كموضع الرأس من الجسد
Imam Ath-Tabrani mengeluarkan hadits dari Ibnu Umar ra. Beliau berkata: Bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, tidak sah shalat seseorang yang tidak mempunyai wudhu, dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak melakukan shalat. Adapun kedudukan shalat dalam agama sebagaimana kedudukan kepala dalam tubuh manusia.”
Hadits di atas, tepat pada qadliyah لا إيمان لمن لا امانة له yang mempunyai arti bahwa seseorang akan dianggap tidak sempurna imannya ketika ia tidak mempunyai amanah, yaitu berkhianat atas apa yang telah diperintahkan dan dipercayakan. Misalnya, ketika seseorang diberi titipan oleh Allah Swt berupa badan dan tubuh untuk beribadah, tetapi ia tidak melakukan ibadah kepada Allah.
Oleh karena itu, sebagai umat Islam hendaknya kita menjauhi sifat khianat, karena sifat tersebut merupakan sifat yang dilarang dan tidak diridhai oleh Allah Swt, serta merupakan sifat bagi seseorang yang memiliki iman secara tidak sempurna.
Penulis: Mahirur riyadl
Editor: Abdulloh Al-Faiq
0 Comments