Roan Sebagai Pembekalan Santri

Penulis : Tim Admin

September 28, 2022

Menurut beberapa pendapat, roan diserap dari kata tabarukan, yang berarti ngalap berkah. Disingkat menjadi rukan, kemudian menjadi roan.

Santri mana yang tidak tahu perihal roan? Kegiatan bersih-bersih di kawasan pesantren ini telah menjadi tradisi pakem bagi kalangan santri itu sendiri. Biasanya diberlakukan pada setiap hari libur pondok, utamanya Selasa dan Jumat, dengan tidak mengesampingkan kegiatan bersih-bersih itu di setiap hari. Lazimnya setiap pagi sebelum ngaji pagi dan sore sebelum sholat ashar, penghuni asrama keluar dengan tugas tertentu, minimal membersihkan dan menata kamar sendiri. Ada yang mencabuti rumput, menyapu halaman, membuang sampah, membersihkan saluran pembuangan, dsb.

Kapanpun jika memungkinkan sebagai waktu bersih-bersih, dengan naluri santri yang kuat, mereka akan tandang. Semisal ketika waktu hujan tiba, dengan kepekaannya melihat jalan paving berlumut, secara sigap mengambil sikat dan sapu lidi untuk menghilangkannya agar tidak licin.

Walau sederhana, roan nyata bermanfaat bagi pondok pesantren dan bagi santri sendiri. Dengan adanya kegiatan rutin ini diharapkan juga bisa memberikan dampak yang positif untuk kehidupan santri di kemudian hari setelah lulus dari pondok pesantren. Santri mampu mengamalkan hidup disiplin, gotong-royong dan solidaritas antar kawan.

Dengan tujuan agar santri-santri disiplin serta peduli dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, roan juga menuntut santri itu memiliki sikap tanggung jawab sosial. Roan merupakan bentuk implementasi santri dalam berpola hidup bersih dan sehat, tidak seperti stigma yang beredar di masyarakat awam. Dalam kehidupan santri, dari sini bisa dipahami jika nadhofah yang diterapkan tidak hanya nadhofah badan, melainkan lingkungan, menjaga
alam juga turut diperhatikan.

Roan bermacam-macam, ada skala kecil seperti membersihkan kamar. Hingga skala besar seperti kerja bakti membersihkan seluruh kawasan luar dan pesantren. Roan pada umumnya bermakna kerja bakti, gotong royong. Jadi memang tidak terpaku hanya pada ‘bebersih’. bisa jadi roan membangun, roan memperbaiki sesuatu, roan usung-usung, dsb.

[mabdullohalfaiq]

Tulisan Terkait

Haul Almaghfurlah Ustadz H. Saiful Barri ke-5

Haul Almaghfurlah Ustadz H. Saiful Barri ke-5

Langitan - Telah digelar Haul Almaghfurlah Ustadz H. Saiful Barri yang ke-5 pada Ahad, (25/8/2024) yang dimulaipukul 19.00 WIB. Acara yang memperingati lima tahun wafatnya putra menantu Almaghfurlah Syaikhina KH. Abdullah Faqih ini digelar di Aula Darunnajah, PP....

Gus Qoyyum Berikan Resep Nasib Barokah

Gus Qoyyum Berikan Resep Nasib Barokah

Langitan - Peringatan haul para masyayikh merupakan salah satu bentuk ta'dzim santri terhadap guru, karena dengan peringatan dapat mengingat kembali ajaran para guru semasa hidup. Dengan kegiatan ini dilaksanakan, diharapkan generasi selanjutnya dapat mengingat...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer