Umat yang Agamis Berjiwa Ekologis

Penulis : Tim Admin

September 28, 2022

(image source: unsplash)

اَلْحَمْدُ لِلّٰه، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Jamaah sholat jumat yang dirahmati Allah

 

Dewasa ini manusia cenderung egois. Manusia sekarang lebih mengekspresikan rasa ketidakpedulian pada lingkungan. Mereka berlomba-lomba menguras isi bumi dan mengacuhkan ekosistem. Sikap apatis yang merajalela di hati, lantas dikendalikan nafsu duniawi untuk mendapat keuntungan lebih besar, kepuasan materialisme, menumpuk kekayaan demi memenuhi hasrat keinginan, memanjakan perut dengan makanan-makanan mahal, menyimpan makanan dengan begitu banyak, membeli pakaian dan barang-barang mewah yang melimpah, mengoleksi kendaraan mewah di rumah yang justru tidak begitu diperlukan, membeli banyak rumah, villa, apartemen yang megah untuk sekedar singgah saja, bukan ditempati. Ketidakpuasan mengantarkan mereka pada gerbang kerakusan, sedang kepuasan tidak akan ada habisnya.

 

Ilegal logging, pembuangan limbah sembarangan, pembuangan sampah sembarangan, dan banyak lagi kegiatan manusia yang secara tidak sadar telah mendatangkan malapetaka pada makhluk hidup umumnya dan ekosistem khususnya. Mencemari aliran sungai dengan limbah beracun yang lantas berimbas pada keberlangsungan kehidupan hewan disana. Asap pabrik yang mengkontaminasi udara segar diluar sana mengakibatkan kotornya paru-paru dan membahayakan kesehatan. Ilegal logging yang berdampak pada ketidakseimbangan alam, menimbulkan banjir, tanah longsor, dan tidak stabilnya iklim sebab terganggunya lapisan ozon. Apalagi sampai merambah pada tipisnya atmosfer bumi.

 

Mereka dibutakan kerakusan, memandang dunia hanya untuk memuaskan dan menumpuk kekayaan. Berkehidupan semena-mena tanpa mempertimbangkan agama yang telah melarang penggunaan kekayaan alam secara berlebih. Agama yang notabene sebagai pengayom dan pembimbing hidup teratur di dunia jauh jauh hari telah mengharamkan tindakan berlebihan. Dalam surat Al arof Allah SWT berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

 

Yang artinya: “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”

 

Islam sebagai agama rahmatan Lil alamin jelas-jelas mengharamkan tindakan apatis terhadap alam. Eksploitasi besar-besaran yang terjadi tanpa mempertimbangkan timbal balik yang didapat. Lantas  mengacuhkan perintah agama yang secara sadar sama dengan menentang Allah SWT sebagai Tuhan Semesta alam.

 

Manusia lupa akan kehendak Tuhannya yang akan dengan mudah terwujud melalui ‘kun’Nya. Lupa akan kekuasaan yang dimiliki TuhanNya. Bahkan lupa terhadap anugerah yang diberikan oleh Allah SWT sebagai TuhanNya. Sungguh bentuk penentangan yang terang-terangan dilakukan.

 

Ma’asyiral muslimin…

 

Sebagai umat Islam, kita diajari untuk berperilaku terpuji terhadap apapun, bahkan tumbuhan. Sekalipun Allah SWT menumbuhkan tanaman untuk manusia, menghidupkan hewanpun untuk manusia. Semua disediakan untuk manusia. Tetapi semuanya adalah anugerah yang harus kita syukuri adanya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Allah SWT sudah menjanjikan untuk melipatgandakan rezeki pada hambanya yang mau bersyukur. Bukan malah kufur, mengkufuri nikmat sama  dengan menyia-nyiakan perhatian sang Pemberi. Apakah itu etika yang patut dilakukan seorang umat beragama?

 

Jamaah, tidak ada kepuasan dalam kerakusan sama sekali. Bila kita mengingat qorun yang kekayaannya melimpah ruah sampai masyhur dan dikenal banyak orangpun masih memiliki rasa kurang dalam hatinya. Pada dasarnya manusia juga tidak diciptakan untuk mengejar kepuasan duniawi. Tetapi mereka diberi tujuan utama yang lebih besar dari segalanya, yaitu kebahagiaan hakiki yang hanya bisa dicapai dengan ridho Allah SWT semata. Jangan sampai kita terlena dengan gemerlap dunia yang menjadi halangan terbesar kita selama hidup didunia dengan tujuan akhirat. Kita hanya akan mondar-mandir tanpa tujuan pasti bila hanya melayani dunia. Karena seseorang pasti akan ditemukan dengan semua yang dia cari. Apa yang dituju akan digapai. Barang siapa yang hijrah dan mengharap ridho Allah dan RasulNya maka dia akan mendapatkannya. Namun siapapun yang menjadikan selain kedua itu sebagai tujuan hidup maka ia akan mendapatkannya pula setimpal dengan usaha yang diberikan.

 

Marilah kita sadari pentingnya menyukuri anugerah tuhan melalui tindakan bijak dalam berekologis. Menyelamatkan dunia dengan niatan menunaikan perintahNya. Secara tidak langsung, hal ini sama saja dengan melindungi populasi dan peradaban di dunia ini. Di kemudian masa orang-orang sama hidup tentram tanpa mengkhawatirkan risiko tindakan dari orang sebelum mereka. Sebagaimana kita sadari pentingnya berekologis dalam bentuk agama demi keberlangsungan generasi selanjutnya.

بسم الله الرحمن الرحيم

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْد

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ، وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

 اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللهم أرنا الحق حقاً وارزقنا اتباعه وأرنا الباطل باطلاً وارزقنا اجتنابه. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَآءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكم، وَلَذِكرُ اللهِ أَكْبَرُ

Tulisan Terkait

Khutbah Jum’at: Tahun Baru Islam

Khutbah Pertama اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ أَفْضَلَ الشُّهُوْرِ بِشَهْرِ الْمُحَرَّمِ، وَالَّذِيْ ابْتَدَأَ الْمُحَرَّمَ مِنْ أَوَّلِ اْلأَعْوَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا...

Khutbah Jum’at (Jawa); Iling Pati

الخطبة الاولى الْحَمْدُ لِلهِ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ وَاَعْطَانَا مَاعِنْدَهُ مِنَ الْفَضْلِ وَالْإِنْعَامِ أَحْمَدُهُ وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعْمَةِ الْجِسْمِ وِالْمُجَسَّمِ وَهِيَ الصِّحَةُ وَالْإِيْمَانُ وَالْإِسْلاَمُأَشْهَدُاَنْ لاَإِلَهَاِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ...

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Komentar

Posting Populer