Akhirat itu ibaratnya pelabuhan, sedangkan dunia itu ibarat lautan, hutan belantara, dan tanah yang angker, seperti gambaran orang mukmin yang takut melihat dunia. Allah memberikan rasa takut agar manusia itu ingat bahwasannya mereka membutuhkan Allah Swt.
Segala permasalahan seharusnya semua dipasrahkan total kepada Allah. Dan semua manusia haruslah takut kepada Allah. Manusia juga diberi rasa harapan, yang dengan harapan itu manusia merasa bahagia walaupun harapannya belum terpenuhi.
Akhirnya Allah memberikan keringanan seperti halnya orang yang mau melakukan sholat Dhuha dua rakaat akan dicatat menjadi orang yang bersyukur, yang sholat Dhuha empat rakaat akan dicatat menjadi orang yang suka memuji, atau orang yang melakukan shadaqah akan diganti dengan segudang tanah di surga. Perihal tersebut merupakan suatu harapan-harapan.
Seseorang mukmin akan merasa takut apabila keburukan akan menimpa dan kebaikan akan hilang. Seketika orang tersebut akan merasa takut dan cemas. Semakin tinggi iman seorang mukmin, akan semakin besar pula rasa takutnya. Namun takutnya seorang mukmin berbeda dengan orang-orang secara umum yang takut kehilangan terhadap apa yang telah ia punya.
Selagi masih di dunia, orang mukmin tidaklah merasa aman, di pikirannya akan tetap merasa was-was terhadap dunia. Karena banyak penyakit seperti riya’ yang dapat mengurangi amalnya, ia akan merasa tenang apabila telah sampai di akhirat. (Soe)
0 Comments