Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Penulis : Tim Admin

June 28, 2023

Ket: Pelaksanaan Khutbah setelah shalat Idul Adha berjamaah di Mushalla Agung PP. Langitan.

Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan setiap hari raya Idul Adha atau pada tanggal 10 Dzulhiijah dalam kalender Hijriah.

Shalat Idul Adha, menurut madzab Syafi’i dan Maliki hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan). Sementara menurut Imam Abu Hanifah, pendiri Madzhab Hanafi, shalat Idul Adha dihukumi Fardhu Ain. Sedang menurut Madzab Hanbali dihukumi fardhu kifayah.

Tatacara melaksanakan shalat Idul Adha

Diilihat dari segi syarat dan rukunnya, pelaksanaan shalat Idul Adha itu mirip sebagaimana shalat yang lain, termasuk hal yang disunnahkan hingga yang membatalkan.

Namun dalam pelaksanaannya, shalat Idul Adha memiliki perbedaan secara teknis dengan shalat lima waktu. Shalat Idul Adha tidak dimulai dengan adzan dan iqamah, juga dalam shalat Idul Adha dimulai dengan 7 takbir (selain takiratul ihram). Adapun waktunya adalah mulai matahari terbit sampai masuk waktu dhuhur.

Shalat Idul Adha dilaksanakan dengan dua rakaat dan sunah dilakukan secara berjamaah bagi setiap muslim, baik orang tersebut  sedang bepergian (musafir), budak, merdeka, khunsta (tidak jelas kelaminnya) maupun wanita.

Adapun bagi wanita yang memiliki kecantikan yang menawan dan memiliki tingkah genit tidak dianjurkan mengikuti shalat Idul Adha secara berjamaah, akan tetapi tetap dianjurkan untuk melakukan shalat Idul Adha di rumah.

Dalam Qut al-Habib al-Gharib Tausyekh ala Fath al-Qarib al-Mujib Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi menjelaskan,

وامرأة ولكن لا يطلب الحضور مع الجماعة من امرأة جميلة وان لم تكن ذات هيئة ولا من امرأة ذات هيئة وان لم تكن جميلة

“Dan perempuan, tetapi tidak dituntut kehadirannya berjamaah bagi perempuan yang cantik walaupun tidak genit, dan juga bagi perempuan yang genit walaupun tidak cantik”

Berikut tatacara shalat Idul Adha secara tertib sebagaimana dikutip dari kitab Anwarul Masalik karangan Syaikh Muhammad Az-Zuhri Al-Gamrawi.

Pertama, Shalat Id didahului niat yang bersamaan dengan takbiratul ihram. Jika dilafalkan berbunyi,

أُصَلِّيْ  سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى

Ushalli sunnatan li’idil Adha rak’ataini ma’muman (bila menjadi makmum) Imaman (bila menjadi imam) lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala.”

Kedua, Takbiratul ihram sebagaimana shalat pada umumnya, lalu membaca Iftitah dan setelah itu melakukan takbir sebanyak tujuh kali. Di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca,

سبحان الله والحمدلله ولااله الا الله الله اكبر

Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”

Ketiga, membaca surat Al-Fatihah, setelah melaksanakan rukun ini, dianjurkan membaca surat Qaf atau membaca surat Al-A’la, lalu kemudian ruku’, I’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi.

Keempat, dalam posisi berdiri pada rakaat kedua, membaca takbir sebanyak lima kali, lalu setelah membaca surat Al-Fatihah dianjurkan membaca surat اقتربت (Al-Qamar) atau membaca surat Al-Ghasiyah berlanjut ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

Kelima, setelah salam hendaknya mengikuti khutbah Idul Adha terlebih dahulu hingga rampung.

Penulis: Mahirur Riyadl

Editor: Yazid Fathoni

Tulisan Terkait

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Kenapa Ilmu Tauhid Wajib Dipelajari?

Di zaman sekarang, kajian dan diskusi terkait ilmu tauhid atau ilmu kalam tidak sebanyak ilmu-ilmu yang lain. Di pengajian umum, misalnya, seringkali yang dibahas hanya berputar di antara fikih dan tasawuf, sangat jarang sekali ilmu tauhid menjadi pembahasan utama. ...

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Kisah Keajaiban Membaca Laa Ilaha Illallah 70.000 Kali

Dalam tradisi keislaman, cerita-cerita tentang keajaiban doa dan amalan sering kali menjadi sumber inspirasi dan keimanan bagi umatnya. Salah satu cerita yang menarik adalah yang disampaikan oleh Syekh Abu Zaid Al Quthubi, yang ditemukan dalam kitab Irsyadul Ibad...

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Peristiwa-Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Muharram

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram, menurut perhitungan kalender yang diterbitkan PP. Langitan, awal bulan Muharram 1446 H akan jatuh pada hari Ahad 7 Juli 2024.  Bulan Muharram memiliki beberapa peristiwa penting yang menjadikannya salah satu bulan yang...

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah, sedangkan bulan Dzulhijjah sebagai bulan terakhir. Oleh karena itu, Muharram diperingati sebagai awal tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam. Adapun Dzulhijjah diperingati sebagai akhir tahun Hijriah....

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kategori

Arsip

Posting Populer