Dikatakan oleh Al-Habib Abdullah bin Alawy bin Muhammad al-Haddad ra mengenai memuliakan seorang teman. Carilah teman yang bisa diajak dalam suka maupun duka. Jika telah mendapatkan seorang teman baru, maka teliti terlebih dahulu. Jangan asal mencari teman. Perlu dilihat dalam segi akhlak maupun caranya bertabiat.
Cara untuk menelisik bagaimana teman yang baik adalah ketika dalam keadaan susah. Apabila dia masih setia bersamamu, itu merupakan simbol dari teman yang mampu menemani dalam suka maupun duka. Kebalikannya, apabila kita dalam keadaan punya sesuatu, seperti uang maupun makanan teman kita selalu datang, namun pergi ketika kita dalam keadaan susah, maka itu merupakan simbol teman yang tidak baik. Teman yang menetapkan dasar akhlaqul karimah akan mengetahui dalam posisi apapun ia akan tetap bisa membersamai baik suka maupun duka.
Jika kamu ingin dimuliakan orang lain, maka kamu harus memuliakan orang lain. Jika kamu tidak ingin diganggu orang lain, maka janganlah mengganggu orang lain. Jika kamu diajak untuk meng-ghibah oleh temanmu, maka jangan mau, karena sesungguhnya apabila kamu tidak bersamanya, kamulah yang menjadi bahan ghibahan oleh temanmu itu.
Dalam memuliakan teman seharusnya sewajarnya saja. Apabila memang kondisi ekonomimu belum memungkinkan, jangan memaksakan rela berhutang demi menjamu temanmu itu. Cukup berikan apa yang kamu punya saja. Apapun itu jika temanmu teman yang baik pasti akan menerima segala kekuranganmu.
Mencintai seseorang juga sewajarnya saja, jangan berlebihan. Begitupun dengan membenci, janganlah berlebihan. Meskipun membenci dan cinta adalah tabiat dari manusia.
Dalam panduan agama, boleh saja kalian membenci, namun jangan berlebihan dan jangan berlandaskan nafsu. Pun cintailah seseorang karena Allah. Jangan membenci dan mencintai sebab nafsu, karena itu hanya akan tergantung dengan kecocokan hati.
Cara kiat mencari sahabat atau teman yang baik adalah, carilah kawan yang membuatmu selalu ingat kepada Allah tatkala melihatnya, yang mampu membuatmu ingat kepada Allah karena ucapannya. Bisa jadi Engkau membenci satu perkara, ternyata Allah jadikan perkara tadi kebaikan yang banyak untukmu.
Cintailah seseorang dengan sewajarnya, karena bisa jadi suatu ketika bisa saja dia menjadi musuhmu, menjadi orang yang kau benci sedunia. Dan bencilah orang yang kamu benci dengan biasa saja, karena bisa jadi suatu saat dia akan menjadi seseorang yang paling kamu cintai sedunia.
Penulis: Arsyad Nuruddin
Editor: Abdullah Al Faiq
Sumber: Pengajian Kitab Al-Hikam
0 Comments