Bulan Sya’ban sebagai bulan ke-8 dalam hitungan kalender Hijriah menyimpan peristiwa-peristiwa besar di masa lalu yang layak direnungi dan dijadikan motivasi dalam meningkatkan kualitas ibadah.
Peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di bulan Sya’ban menjadikannya dianggap istimewa oleh kaum muslimin. Bahkan sebab peristiwa tersebut, para ulama mengatakan kalau Sya’ban adalah bulan yang mulia.
Di antara peristiwa besar yang terjadi di bulan Sya’ban adalah sebagai berikut:
1. Berpindahnya Arah Kiblat.
Setelah hijrahnya Nabi Muhammad saw. di Madinah. Selang 17 bulan 3 hari, turun perintah dari Allah Swt. untuk memindahkan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah. Peristiwa ini terjadi di bulan Sya’ban.
Abu Hatim Al-Busti menyebutkan kalau perintah perpindahan kiblat ini terjadi pada hari Selasa di tanggal 15 Sya’ban. Pendapat ini juga seirama dengan Imam Al-Qurthubi dalam Al-Jami’ li al-Ahkami al-Quran.
Terjadinya peristiwa ini merupakan tanda dari harapan dan keinginan nabi Muhammad saw. Dalam artian merupakan suatu hal yang ditunggu oleh beliau. Bahkan diceritakan bahwa Rasulullah saw. seringkali menengadah ke langit menunggu wahyu turun perihal itu.
Akhirnya Allah Swt. pun menurunkan wahyu yang berisi tentang peralihan kiblat untuk menenteramkan hati beliau. Wahyu tersebut adalah surah Al-Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Kitab (Taurat dan Injil) tahu, bahwa (pemindahan kiblat) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.”
3. Pelaporan Amal Perbuatan Manusia kepada Allah Swt.
Termasuk peristiwa besar yang terjadi di bulan Sya’ban adalah dilaporkannya segala amal perbuatan manusia kepada Allah Swt. Hal ini terekam dalam salah satu hadits nabi yang diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid r.a.
عن أسامة بن زيد رضي الله عنهما قال : قلت : يا رسول لم ارك تصوم شهرا من الشهور ما تصوم من شعبان ؟ قال : ذلك شهر يغفل الناس عنه بين رجب ورمضان وهو شهر ترفع فيه الأعمال إلى رب العالمين
“Diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid r.a., beliau berkata: ‘Wahai Rasulullah, aku tidak melihatmu berpuasa dalam setiap bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?’ Kemudian Rasulullah saw. menjawab: ‘Bulan itu (Sya’ban) banyak dilalaikan oleh manusia karena berada di antara dua bulan mulia (Rajab dan Ramadhan), dan pada bulan Sya’ban segala perbuatan manusia diangkat dan dilaporkan kepada Allah Swt, Tuhan semesta alam, dan aku ingin saat amalku dilaporkan aku dalam keadaan berpuasa.”
Adanya pelaporan amal ini bukan berarti menunjukkan kalau hal tersebut hanya terjadi di bulan Sya’ban. Sebenarnya ada masa-masa lain yang di dalamnya juga terjadi pelaporan amal, tetapi laporan amal secara besar dan terluas terjadi di bulan Sya’ban.
3. Bulan Bershalawat kepada Nabi Muhammad saw.
Salah satu momentum istimewa di bulan Sya’ban yang menjadikannya dianggap mulia adalah adalah diturunkannya ayat perintah shalawat di bulan tersebut.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah Swt. dan para malaikat-Nya bershalawat untuk nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56).
Turunnya ayat di atas di bulan Sya’ban, membuat para ulama menjulukinya dengan شهرالصلاة على النبي (Bulan bershalawat kepada nabi).
Oleh karena itu, hendaknya kita selalu memperbanyak shalawat di bulan Sya’ban ini.
(Mahirur Riyadl)
0 Comments