Sabtu (09/07/2022) para santri menyambut kedatangan perayaan hari raya Idul Adha dengan penuh kegembiraan. Mereka meramaikan malam penuh kemeriahan itu dengan lomba takbir keliling, yang terakhir kali diadakan pada 2017 silam. Peserta kirab takbir keliling diambil dari setiap delegasi asrama yang berjumlah 30 orang, mereka mengumandangkan takbir keluar mengitari area pondok memakai kostum-kostum menarik, ada yang berjubah, ada yang memakai pakaian seperti orang ronda malam, berseragam batik dan ada yang memakai rompi.
Mereka berjalan dengan membawa properti-properti unik seperti obor, bedug, kentongan, gerobak, pigura foto, lampion, tas dan bahkan ada yang membawa kambing kurban yang esok akan disembelih.
Perlombaan dimulai dengan start lapangan al-Falahiyah yang ditandai pemotongan pita oleh Agus Muiz Mu’zi. Dan kembali dengan tempat yang sama. Dalam kirab kali ini, Ribath al-Asy’ari mendapatkan juara satu dari lomba tersebut, disusul oleh Ribath Dar at-Tauhid yang mendapat juara dua.
Selain itu, para santri juga mengumandangkan takbir di setiap asrama masing-masing hingga larut malam. Hiasan-hiasan seperti lampion, lampu hias warna-warni, umbul-umbul, banner ucapan selamat juga dipasang sebagai bentuk kemeriahan.
Hikmah Cerita Nabi Ibrahim as
Esoknya, Ahad pagi (10/07) sholat Idul Adha dilaksanakan di Musholla Agung Ponpes Langitan pada pukul 06.30 WIB. KH. Abdullah Habib Faqih menjadi imam sholat Idul Adha, disambung dengan khutbah oleh H. Agus Ahmad Muhammad Alawi.
Dalam khutbahnya, Agus Alawi membahas seputar Idul Adha beserta hikmah-hikmah dibalik kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, “ Beberapa pelajaran yang bisa kita petik sebagai pelajaran dan teladan, yang pertama adalah bagaimana terciptanya hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya .”
“ Peristiwa kurban mengingatkan kita kepada kepatuhan mutlak Nabi Ismail sebagai ayahnya Nabi Ibrahim as, ” sambung putra KH. Ubaidillah Faqih itu.
Selepas itu para santri mendapat makan gratis dari dapur umum pesantren dan beberapa pihak ndalem.
(Fq)
0 Comments