Gambaran seseorang yang melakukan dosa, yang melakukan maksiat namun mempunyai rencana untuk taubat itu seperti halnya seseorang yang akan melakukan mandi tapi mengotori badannya terlebih dahulu.
Orang tersebut tergolong orang yang aneh. Seperti gambaran lain, seseorang yang ingin mencuci bajunya padahal baju tersebut sudah bersih, akan tetapi orang itu memasukkan ke dalam kotoran. Hal tersebut sama halnya dengan orang yang ingin melakukan maksiat dengan rencana akan taubat.
Padahal belum semestinya setelah orang tersebut melakukan kemaksiatan dapat melakukan taubat dengan sungguh-sungguh. Apalagi ketika dalam contoh tadi orang yang akan mandi melihat bahwasanya air yang akan dibuatnya mandi itu sedikit. Dan harga air di sekitar mahal, juga sangat minim.
Penyebab utama dalam gagalnya keinginan untuk melakukan taubat seperti di atas bisa disebabkan oleh faktor banyaknya pekerjaan yang membutakan daya ingatnya terhadap taubat. Atau bisa jadi faktor umur yang sangatlah singkat. Oleh karena itu jangan berani-berani melakukan maksiat!
Merujuk pembahasan kemarin, timbangan amal maksiat itu apabila Kau pandang ringan, terlihat remeh, maka dia akan berat di timbangan amal besok di akhirat. Kebalikannya jika maksiat itu terasa berat, terlihat sesuatu yang sangat besar dan mengancam, maka kelak nanti di akhirat akan terasa sangatlah ringan.
Begitu pula kebaikan. Amal taat bisa mengaji dan melakukan amal sunnah, bisa melakukan sedekah serta melakukan shalat 5 waktu, dan Kau menganggap bahwasanya Kau telah melakukan sesuatu persembahan amal yang besar, maka kelak di akhirat timbangan amalmu menjadi ringan. Begitu pun sebaliknya, jika Kau melakukan perbuatan seperti halnya puasa wajib dan semacamnya, namun Kau tetap menganggap bahwasanya itu hanyalah amal yang kecil serta Kau masih merasa tak mempunyai amal sama sekali, maka Allah akan memberatkan timbangan amal baikmu di akhirat nanti.
Ulama terdahulu melakukan amal semalam suntuk tapi masih merasa tidak melakukan apa-apa. Sedangkan kita sekarang melakukan kebaikan sedikit saja sudah ingin pamer ke mana-mana. Padahal semakin amal kita tonjolkan, semakin kita merasa memiliki sebuah amal, maka semakin kecil nilainya di hadapan Allah. Semakin ringan timbangannya di akhirat.
Oleh karena itu, jangan sampai kita tertipu dengan tipu muslihat syaitan. Banyak jebakan syaitan yang dapat menipu manusia. Pertama ditawari dengan kufur. Dilarang percaya kepada Allah, dilarang percaya agama, dilarang percaya ajaran agama. Setelah bebas tidak dapat menuruti ajakan syaitan, akhirnya syaitan menggunakan ajakan kedua, yaitu diajak melakukan dosa besar dengan berangsur-angsur.
Sumber: Ngaji Al-Hikam bersama KH. Abdullah Habib Faqih di Mushala Agung Pon. Pes. Langitan, Kamis, 25 Mei 2023.
0 Comments