من حدث نفسه بالتوبة من الذنب قبل وقوع فيه دعاه ذلك الى فعله
“Siapapun yang menyuruh dirinya bertobat dari dosa sebelum melakukannya, maka nafsu akan mendorongnya untuk melakukannya.”
Begitulah kurang lebih qadhiyah yang disampaikan KH. Abdullah Habib Faqih dalam pengajian kitab Hikam Al-Haddad yang digelar di Musala Agung, Selasa, (23/5).
Lebih lanjut beliau menerangkan bahwa orang yang menjanjikan pada dirinya sendiri bertaubat sebelum melakukan suatu dosa maka ia pasti terjerumus dalam melakukan perbuatan dosa tersebut, dan orang-orang seperti ini tergolong orang yang meremehkan dosa.
Siapapun yang berjanji, terang Kiai Dullah, dan memberitahukan kepada dirinya sendiri akan taubat dari dosa yang akan diperbuat, katakanlah orang tersebut berkata seperti, “Sekarang saya akan melakukan maksiat, nanti setelah itu saya akan bertaubat.” Lha orang seperti ini pasti bakal terjerumus dalam melakukan dosa, karena apa? Karena ini merupakan alamat meremehkan dosa.
Kebanyakan orang seperti ini, lanjut beliau, adalah orang-orang yang tertipu oleh bujuk rayuan setan. Pasalnya, mereka beranggapan kalau Allah adalah Maha Pengampun yang kasih sayangnya begitu luas, sehingga timbul dalam benak mereka suatu keyakinan yang salah, yaitu setiap perbuatan dosa pasti akan diampuni oleh Allah. Mereka lupa kalau disamping itu Allah juga pemilik siksaan yang amat pedih.
Orang-orang seperti ini, disebut oleh Kiai Dullah sebagai أجهل الجاهلين (Sebodoh-bodohnya orang yang bodoh). Dalam suatu maqalah disebutkan.
أجهل الجاهلين من تزيده المعرفة بالسعد رحمة الله جراعة على معاصيه
“Sebodoh-bodohnya orang yang bodoh adalah orang yang pengetahuannya tentang luasnya kasih sayang Allah membuat dia berani bermaksiat kepada-Nya.”
“Orang yang mengetahui kalau Allah itu kasih sayangnya sangat luas sekali, seluas langit dan bumi. Dia mengerti itu, tetapi pengetahuannya tentang kasih sayang Allah yang begitu luas membuat dia semakin berani, semakin berani dan semakin berani melanggar kepada Allah. Orang yang seperti ini adalah sebodoh-bodohnya orang bodoh.” Tegas Kiai Dullah.
“Karena apa? Karena dia sudah menganggap ringan, menganggap enteng, dan menganggap kecil pelanggarannya kepada Allah. Dia tidak melihat kepada siapa dia berbuat dosa, dia tidak melihat kepada siapa dia melanggar.” Lanjutnya.
Ancaman Berat bagi Orang yang Meremehkan Dosa
Selanjutnya, beliau menerangkan kalau orang-orang seperti ini akan mendapat ancaman yang berat di akhirat kelak. Yaitu perbuatan-perbuatan dosa yang diremehkan ketika di dunia, meskipun dosa tersebut tergolong dosa kecil, maka saat ditimbang dosa yang dilakukan tersebut dihitung sebagai dosa yang besar.
“Maksiat, dosa, atau pelanggaran kepada Allah apabila dipandang kecil, maka ia akan menjadi besar di timbangan amal besok di akhirat. Maka dari itu, jangan terlalu mudah menggampangkan suatu dosa,” pungkas Kiai Dullah.
0 Comments