Ibu adalah sosok yang di teladani dan di ikuti. Dalam bahasa Arab dinamai umm “yang dituju”. Dari akar kata yang sama dibentuk kata imam atau pemimpin, dan kata ummat. Kesemuanya itu mengandung makna: “yang dituju” atau “yang diikuti atau diteladani”, dalam arti semua perhatian tertuju pada ibu, dan imam untuk diteladani.
Ibu melalui curahan kasih sayang dan keteladanannya kepada anaknya akan mampu mencetak anak-anaknya sebagai pemimpin-pemimpin handal, bahkan dapat mencetak ummat pilihan. Sebaliknya, jika yang melahirkan seorang anak tidak berfungsi sebagai umm, maka ummat akan hancur, dan pemimpin yang didamba untuk membangun umat pilihan pun tidak akan lahir.
Agaknya ketika Al-Quran menempatkan kewajiban berbuat baik kepada ibu pada urutan kedua setelah taat kepada Allah, bukan saja hanya karena ibu memikul beban yang berat dalam mengandung, melahirkan dan menyusui. Tetapi juga karena ibu diberi tugas memproduksi pemimpin-pemimpin ummat yang dapat membangun ummat pilihan.
Fungsi dan peranan inilah yang menjadikan perempuan disebut sebagai umm atau ibu. Seorang ibu ibarat sekolah. Apabila ia disiapkan dengan baik, berarti sama halnya menyiapkan suatu generasi bangsa yang baik.
Tugas seorang ibu ialah membangun masyarakat yang bahagia dan membahagiakan, membangun tanpa merusak hak rumah tangga dan keluarganya, memahami arti memberi yang telah difitrahkan kepadanya; memberikan kasih sayang pada anak-anaknya tanpa diminta; memberikan dirinya pada suaminya tanpa ukuran.
Maka, jangan patahkan harapan ibumu untuk menjadikanmu sebagai anak shalih, melalui dirimu atau anak cucumu, sesuai dengan amanat yang telah dia terima dari Allah swt.
Manfaatkan waktumu untuk mewujudkan impian ibumu. Berbaktilah kepada orang tuamu, jika kamu ingin anak cucumu kelak juga berbakti kepadamu.
0 Comments