Keluarga Sakinah

Penulis : admin

February 4, 2009

Rumah tangga ibarat dua sisi mata uang, suatu saat ia datang dan menjelma menjadi taman surga yang membuat semua penghuninya merasa betah didalamnya, namun bisa saja ia datang sebagai tambang derita yang seolah-olah mau membunuh kita secara perlahan. Lalu bagaimana keluarga yang kita bina bisa datang dengan wajah taman surga? Inilah yang menjadi idaman setiap insan. Namun apakah mereka semuanya berhasil atau malah banyak yang menemukan jalan buntu, baik yang berkecukupan secara materi maupun yang tersorang-sorang? Apa sebenarnya rahasianya? Mengapa kebanyakan dari kita sulit mewujudkannya? Bahkan tidak jarang yang mewarnai rumah tangga adalah percekcokan dan pertengkaran yang berujung pada terancamnya keutuhan rumah tangga dengan bahasa lain yakni al-firaq (perceraian).

Allah SWT menyebutkan perjanjian untuk membangun rumah tangga sebagai perjanjian yang sangat kuat dan kokoh yaitu “mitsaqan ghalidlo”. Allah swt menyebutkan kalimat tersebut hanya dalam dua hal yaitu dalam membangun rumah tangga yang terdapat dalam surat An nisa’: 21, dan dalam membangun misi kenabian. Rosulullah SAW sendiri bersabda: “perbuatan halal yang dimurkai oleh Allah adalah perceraian.” Ada makna yang cukup tersirat dan rahasia dalam dawuh tersebut. Tidak ada satu perbuatan halal yang Allah murkai kecuali perceraian. Mengapa ini terjadi dalam perceraian? Inilah yang menjadi PR kita. Tentu masing-masing dari kita tidak ingin dimurkai sehingga rahmat Allah menjauh dari rumah kita.

Alhasil bangunan rumah tangga ibarat bangunan misi kenabian. Sehingga keluarga sakinah yang menjadi impian setiap manusia tidak mudah diwujudkan sebagaimana tidak mudahnya mewujudkan misi kenabian oleh setiap manusia. Pelu persyaratan-persyratan yang ketat dan berat. Mengapa? Karena dua persoalan ini bertujuan mewujudkan kesucian. Kesucian berpikir, mengolah hati, bertindak, dan generasi penerus umat manusia.

Makna Sakinah
Sebelum kita merintis keluarga sakinah, alangkah baiknya kita mengetahui dulu apa arti istilah tersebut. Istilah sakinah digunakan Al qur’an untuk menggambarkan kenyamanan keluarga. Istilah ini mempunyai akar kata yang sama dengan “sakanun” yang berarti tempat tinggal. Bisa disimpulkan bahwa istilah tersebut digunakan Al qur’an untuk menyebut tempat berlabuhnya setiap anggota keluarga dalam suasana yang nyaman dan tenang, sehingga menjadi lahan subur untuk tumbuhnya cinta kasih (mawaddah warahmah) di antara sesama anggotanya. Untuk mencapai itu semua, dalam bangunan rumah tangga Allah SWT telah menetapkan hak dan kewajiban.
Kita bisa meminjam istilah Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART). Bangunan rumah tangga harus punya AD/ART, visi dan misi yang harus sesuai rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh Allah dan RasulNya. Sebetulnya kita jangan hanya mengangalkan AD/ART yang bersifat teks atau buku, kita juga bisa meniru sosok figur yang telah berhasil mewujudkan sebuah keluarga besar yang berhasil mencetak generasi-generasi penerang alam. Dan ini tidak akan terbantahkan lagi oleh semua kaum muslimin. Figur tersebut adalah baginda Rasulullah yang berhasil membina dan membentuk keluarga sakinan dengan Sayyidah Khadijah

Wanita Lebih Berperan
Disini ada hal yang menarik untuk dikaji, khususnya bagi kaum hawa. Apa itu? Fakta berbicara bahwa Rasulullah banyak dibicarakan oleh kaum adam bahwa beliau melakukan pologami, kemudian mereka melaksanakannya dengan dalil mencontoh Rasulullah. Tapi kita harus ingat kapan Rosulullah berpoligami dan mengapa beliau melakukan hal ini? Sejarah mencatat bahwa beliau tidak berpoligami saat beliau masih berdampingan dengan Sayyidah Khadijah sampai beliau meninggal. Hal ini karena sosok Khadijah yang luar biasa, seorang istri yang benar-benar memahami jiwa dan profesi suaminya. Beliau korbankan seluruh harta bendanya untuk dakwah Rosulullah, Sehingga Rasulullah tidak pernah melupakan Khadijah walaupun sudah meninggal dan disampingnya telah ada pendamping wanita yang lain bahkan lebih dari satu. Sosok Khadijah al-Kubra ini bisa diambil uswahnya bagi wanita khususnya kaum ibu supaya sang suami tidak mudah menoleh ke lain hati.

Maka bisa disimpulkan bahwa yang paling berperan besar dalam membentuk keluarga sakinah adalah wanita. Mari kita perhatikan firman Allah SWT dalam surat Ar Ruum: 21 yang artinya: “diantara tanda-tanda kekuasaannya adalah Dia menciptakan istri dari spesies kalian agar kalian merasa sakinah dengannya, dia juga menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih saying. Sesungguhnya dalam hal ini terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” Dalam ayat tersebut ada kalimat “supaya kalian memperoleh atau merasakan sakinah” yang merupakan arti dari kalimat “Litaskunu”. Jadi sakinah itu dalam diri perempuan. Tapi harus diingat laki-laki harus menjaga sumber sakinah tersebut, tidak lantas mencemati dan menodainya agar sumber itu tetap terjaga, jernih dan suci, serta mengalir ke semua anggota keluarga.

Memahami Hak dan Kewajiban Sesama
Sebagai pengantar untuk membangun keluarga sakinah perlu kiranya kita harus mengetahui untuk selanjutnya mengaplikasikan hak dan kewajiban pasangan suami istri yang telah ditetapkan Allah dan Rasulnya. Hak-hak suami antara lain: suami adalah pemimpin keluarga. Dalam Al qur’an disebutkan bahwa “kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita)”, suami berhak dipatuhi dan tidak boleh ditentang, istri tidak boleh mensedekahkan harta atau berpuasa sunnah kecuali mendapat izin dari sang suami, suami harus dilayani dalam semua kebutuhan jasmani dan biologis kecuali kalau ada udzur, dan lain sebagainya

Adapun hak-hak istri antara lain: istri harus mendapat perlakuan yang baik sesuai dengan firman Allah yang artinya:”ciptakan hubungan yang baik dengan istrimu.” (An Nisa’: 19), istri berhak mendapatkan nafkah dari suami baik sandang, pangan maupun papan, dan lain sebagainya.
Selain sebuah keluarga harus mengetahui hak dan kewajiban, keluarga yang sakinah adalah bisa meredam emosi dan pertikaian. Rosulullah bersabda: “laki-laki yang terbaik dari umatku adalah orang yang tidak menindas keluarganya, menyayanginya dan tidak berlaku dzalim pada mereka.” Ada suatu kisah, pada suatu hari seorang sahabat menghadap Rasulullah dan berkata: “ya Rasulullah, aku mempunyai seorang istri yang selalu menyambutku ketika aku datang dan menghantarkanku saat aku keluar rumah. Jika ia melihatku termenung, ia sering menyapaku dengan mengatakan: ada apa denganmu? Apa yang kau risaukan? Jika rizkimu yang kau risaukan, ketahuilah bahwa rizkimu ada ditangan Allah. Tapi jika yang kau risaukan adalah urusan akhirat maka semoga Allah menambah rasa risaumu.” Setelah mendengar cerita sahabat tersebut, Rasulullah bersabda: “sampaikan kabar gembira pada istrimu tentang surga yang sedang menunggunya! Dan katakan padanya bahwa ia temasuk salah satu pekerja Allah. Allah mencatat setiap hari baginya pahala tujuh puluh syuhada’.” (makarimul Akhlaq: 200)

Tulisan Terkait

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bekal 1 Muharram 1445 H, Ini Amalan-Amalannya!

Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam kalender Hijriah, sedangkan bulan Dzulhijjah sebagai bulan terakhir. Oleh karena itu, Muharram diperingati sebagai awal tahun baru Hijriah atau tahun baru Islam. Adapun Dzulhijjah diperingati sebagai akhir tahun Hijriah....

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Hukum dan Tatacara Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan setiap hari raya Idul Adha atau pada tanggal 10 Dzulhiijah dalam kalender Hijriah. Shalat Idul Adha, menurut madzab Syafi'i dan Maliki hukumnya sunah muakkad (sangat dianjurkan). Sementara menurut Imam...

Ngaji Tafsir Jalalain, Surat Az-Zumar Ayat 3: Beramal hanya karena Allah hingga Kelirunya Keyakinan Orang-Orang Kafir

Ngaji Tafsir Jalalain, Surat Az-Zumar Ayat 3: Beramal hanya karena Allah hingga Kelirunya Keyakinan Orang-Orang Kafir

اَلَا لِلّٰهِ الدِّيْنُ الْخَالِصُۗ وَالَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِهٖٓ اَوْلِيَاۤءَۘ مَا نَعْبُدُهُمْ اِلَّا لِيُقَرِّبُوْنَآ اِلَى اللّٰهِ زُلْفٰىۗ اِنَّ اللّٰهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِيْ مَا هُمْ فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ەۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِيْ مَنْ هُوَ...

Ngaji Tafsir Jalalain, Surat Az-zumar Ayat 1-2: Keagungan Al-Qur’an

Ngaji Tafsir Jalalain, Surat Az-zumar Ayat 1-2: Keagungan Al-Qur’an

  تَنۡزِيۡلُ الۡكِتٰبِ مِنَ اللّٰهِ الۡعَزِيۡزِ الۡحَكِيۡمِ. اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكَ الۡكِتٰبَ بِالۡحَقِّ فَاعۡبُدِ اللّٰهَ مُخۡلِصًا لَّهُ الدِّيۡنَ Artinya: “Kitab (Al-Qur'an) diturunkan oleh Allah Yang Mahamulia, Mahabijaksana. Sesungguhnya Kami...

4 Comments

  1. sulaiman

    Allah menanamkan rasa cinta kepada lawan jenis di hati siapa saja, sebagai karunia yang luar biasa dan amanah yang besar yang harus selalu dirawat dan dipelihara dalam mahligai rumah tangga, maka sebelum melangkah ke gerbang pernikahan segalanya harus dipersiapkan dengan matang agar terhindar dari perceraian. Kita sebagai manusia harus selalu ingat, bahwa rasa cinta adalah amanah, jangan diobral dan niatkan bahwa pernikahan adalah sekali untuk seumur hidup.

    Reply
  2. slamet rahmadi

    apakah hukumnya jika seorang isteri selalu mengingat dan berkomunikasi aktif dg mantan pacar (sekarang secara sembunyi, karena pernah ditegur suaminya), dengan kondisi ini apakah yang bisa diharapkan dan yang harus diusahakkan untuk mencapai keluarga yang sakinah …mohon diberi pencerahan.

    Reply
  3. nana

    apakah kewajiban istri HARUS menjadi Pelayan Suami?? (di llihat dari tulisan admin versi: keluarga sakinah). Klo tulisannya spt tsb.. seolah2 istri berposisi sangat rendah.. hanya sebagai PELAYAN saja!..

    Reply
    • langitan03

      #nana
      iya.. sang istri harus mentaati semua perintah suaminya, selama printah itu tidak melanggar syara, ( hukum agama) dan selama perintah itu masih dalam batas kewajiban istri pada suami.

      kalau kita mau berfikir.. justru adanya aturan islam terhadap wanita adalah untuk menjunjung tinggi martabat wanita
      alangkah di jaganya seorang wanita oleh islam, tetkala keluar rumah harus di antar oleh mahromnya….
      tetkala keluar rumah pun harus berpakaian yang sopan agar terhindar dari apa yang membahayakannya…
      begitu juga seterusnya…..

      Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Komentar

Posting Populer