Para penuntut ilmu nantinya akan diminta pertanggungjawaban dari Allah Swt., karena ilmu langsung ditancapkan pondasinya oleh Nabi Muhammad Saw. dan warisan para Nabi. Ini adalah pertanggungjawaban yang sangat besar.
Tapi di satu sisi pelajar ilmu agama nantinya akan diberi kemudahan oleh Allah Swt. untuk menuju kedalam surga-Nya. Lalu apakah semua santri akan diberi kemudahan masuk surga dengan belajarnya? tentu tidak.
Lihat bagaimana dia berhubungan kepada Allah Swt. Bagaimanakah suluk dan etikanya kepada Allah Swt., kiai, guru, dan teman-temannya. Inilah yang menentukan. Jangan menjadi santri yang mempunyai sifat seperti kucing. Di depan kiai baik, namun dibelakangnya melakukan hal-hal yang dilarang oleh pondok.
Jangan sampai kita melakukan maksiat baik yang dilihat orang lain atau yang tidak, meskipun itu kecil. Jangan lihat kecilnya namun lihatlah kepada siapa kamu maksiat. Hendaknya pelajar mempunyai akhlak yang membuat beda antara penuntut ilmu agama dan yang mencari ilmu duniawi.
Hendaknya santri menganggap penting semua sunnah, meskipun terlihat kecil seperti membawa siwak. Nabi memerintahkan menggunakan siwak ketika wudlu dan sholat, lalu apakah kita melakukan itu semua?
***
Disarikan dari Taushiyah Habib Abdul Qadir al-Jailani dari Yaman di Mushollah Agung Ponpes. Langitan (Kamis, 07/09/2017). Semoga kita semua mendapat berkahnya, amiin…
Instagram @mediadakwahlangitan
0 Comments