Pacaran Islami sebelum menikah adakah?

Penulis : admin

September 20, 2008

Ada beberepa point penting dalam artikel ” Pacaran Islami sebelum menikah adakah ” dan point berikut dijabarkan dengan sangat lugas.. selamat membaca

a. Islam Mengakui Rasa Cinta
Islam mengakui adanya rasa cinta yang ada dalam diri manusia. Ketika seseorang memiliki rasa cinta, maka hal itu adalah anugerah Yang Kuasa. Termasuk rasa cinta kepada wanita (lawan jenis) dan lain-lainnya.

“Dijadikan indah pada manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik .”(QS. Ali Imran :14).

Khusus kepada wanita, Islam menganjurkan untuk mengejawantahkan rasa cinta itu dengan perlakuan yang baik, bijaksana, jujur, ramah dan yang paling penting dari semau itu adalah penuh dengan tanggung-jawab. Sehingga bila seseorang mencintai wanita, maka menjadi kewajibannya untuk memperlakukannya dengan cara yang paling baik.

Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang paling baik terhadap pasangannya (istrinya). Dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku”. point baerikautnya pada artiker pacaran cara islami / pacaran islami itu? dapat anda simak berikut ini

b. Cinta Kepada Lain Jenis Hanya Ada Dalam Wujud Ikatan Formal

Namun dalam konsep Islam, cinta kepada lain jenis itu hanya dibenarkan manakala ikatan di antara mereka berdua sudah jelas. Sebelum adanya ikatan itu, maka pada hakikatnya bukan sebuah cinta, melainkan nafsu syahwat dan ketertarikan sesaat.

Sebab cinta dalam pandangan Islam adalah sebuah tanggung jawab yang tidak mungkin sekedar diucapkan atau digoreskan di atas kertas surat cinta belaka. Atau janji muluk-muluk lewat SMS, chatting dan sejenisnya. Tapi cinta sejati haruslah berbentuk ikrar dan pernyataan tanggung-jawab yang disaksikan oleh orang banyak.

Bahkan lebih kerennya, ucapan janji itu tidaklah ditujukan kepada pasangan, melainkan kepada ayah kandung wanita itu. Maka seorang laki-laki yang bertanggung-jawab akan berikrar dan melakukan ikatan untuk menjadikan wanita itu sebagai orang yang menjadi pendamping hidupnya, mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya dan menjadi `pelindung` dan pengayomnya`. Bahkan `mengambil alih` kepemimpinannya dari bahu sang ayah ke atas bahunya.

Dengan ikatan itu, jadilah seorang laki-laki itu `the real gentleman`. Karena dia telah menjadi suami dari seorang wanita. Dan hanya ikatan inilah yang bisa memastikan apakah seorang laki-laki itu betul serorang gentleman atau sekedar kelas laki-laki iseng tanpa nyali. Beraninya hanya menikmati sensasi seksual, tapi tidak siap menjadi the real man.

Pacaran islami sebelum menikah mungkinkah?

Pacaran Islami sebelum menikah adakahDalam Islam, hanya hubungan suami istri sajalah yang membolehkan terjadinya kontak-kontak yang mengarah kepada birahi. Baik itu sentuhan, pegangan, cium dan juga seks. Sedangkan di luar nikah, Islam tidak pernah membenarkan semua itu. Kecuali memang ada hubungan `mahram` (keharaman untuk menikahi). Akhlaq ini sebenarnya bukan hanya monopoli agama Islam saja, tapi hampir semua agama mengharamkan perzinaan. Apalagi agama Kristen yang dulunya adalah agama Islam juga, namun karena terjadi penyimpangan besar sampai masalah sendi yang paling pokok, akhirnya tidak pernah terdengar kejelasan agama ini mengharamkan zina dan perbuatan yang menyerampet kesana.

Sedangkan pemandangan yang kita lihat dimana ada orang Islam yang melakukan praktek pacaran dengan pegang-pegangan, ini menunjukkan bahwa umumnya manusia memang telah terlalu jauh dari agama. Karena praktek itu bukan hanya terjadi pada masyarakat Islam yang nota bene masih sangat kental dengan keaslian agamanya, tapi masyakat dunia ini memang benar-benar telah dilanda degradasi agama. dan itu bukan pacaran cara islami / pacaran islami

Barat yang mayoritas nasrani justru merupakan sumber dari hedonisme dan permisifisme ini. Sehingga kalau pemandangan buruk itu terjadi juga pada sebagian pemuda-pemudi Islam, tentu kita tidak melihat dari satu sudut pandang saja. Tapi lihatlah bahwa kemerosotan moral ini juga terjadi pada agama lain, bahkan justru lebih parah. point c berikut dari artikel Pacaran Islami sebelum menikah adakah, membahas pacaran itu bukan cinta

c. Pacaran Bukan Cinta

Melihat kecenderungan aktifitas pasangan muda yang berpacaran, sesungguhnya sangat sulit untuk mengatakan bahwa pacaran itu adalah media untuk saling mencinta satu sama lain. Sebab sebuah cinta sejati tidak berentu sebuah perkenalan singkat, misalnya dengan bertemu di suatu kesempatan tertentu lalu saling bertelepon, tukar menukar SMS, chatting dan diteruskan dengan janji bertemuan langsung.

Semua bentuk aktifitas itu sebenarnya bukanlah aktifitas cinta, sebab yang terjadi adalah kencan dan bersenang-senang. Sama sekali tidak ada ikatan formal yang resmi dan diakui. Juga tidak ada ikatan tanggung-jawab antara mereka. Bahkan tidak ada ketentuan tentang kesetiaan dan seterusnya.

Padahal cinta itu memiliki, tanggung-jawab, ikatan syah dan sebuah harga kesetiaan. Dalam format pacaran, semua instrumen itu tidak terdapat, sehingga jelas sekali bahwa pacaran itu sangat berbeda dengan cinta.

d. Pacaran Bukanlah Penjajakan / Perkenalan

Bahkan kalau pun pacaran itu dianggap sebagai sarana untuk saling melakukan penjajakan, perkenalan atau mencari titik temu antara kedua calon suami istri, bukanlah anggapan yang benar. Sebab penjajagan itu tidak adil dan kurang memberikan gambaran sesungguhnya dari data yang diperlukan dalam sebuah persiapan pernikahan.

Dalam format mencari pasangan hidup, Islam telah memberikan panduan yang jelas tentang apa saja yang perlu diperhitungkan. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang 4 kriteria yang terkenal itu.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW berdabda,”Wanita itu dinikahi karena 4 hal : [1] hartanya, [2] keturunannya, [3] kecantikannya dan [4] agamanya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat. (HR. Bukhari Kitabun Nikah Bab Al-Akfa fiddin nomor 4700, Muslim Kitabur-Radha Bab Istihbabu Nikah zatid-diin nomor 2661)

Selain keempat kriteria itu, Islam membenarkan bila ketika seorang memilih pasangan hidup untuk mengetahui hal-hal yang tersembunyi yang tidak mungkin diceritakan langsung oleh yang bersangkutan. Maka dalam masalah ini, peran orang tua atau pihak keluarga menjadi sangat penting.

Inilah proses yang dikenal dalam Islam sebaga taaruf. Jauh lebih bermanfaat dan objektif ketimbang kencan berduaan. Sebab kecenderungan pasangan yang sedang kencan adalah menampilkan sisi-sisi terbaiknya saja. Terbukti dengan mereka mengenakan pakaian yang terbaik, bermake-up, berparfum dan mencari tempat-tempat yang indah dalam kencan. Padahal nantinya dalam berumah tangga tidak lagi demikian kondisinya.

Istri tidak selalu dalam kondisi bermake-up, tidak setiap saat berbusana terbaik dan juga lebih sering bertemua dengan suaminya dalam keadaan tanpa parfum. Bahkan rumah yang mereka tempati itu bukanlah tempat-tempat indah mereka dulu kunjungi sebelumnya. Setelah menikah mereka akan menjalani hari-hari biasa yang kondisinya jauh dari suasana romantis saat pacaran.

Maka kesan indah saat pacaran itu tidak akan ada terus menerus di dalam kehidupan sehari-hari mereka. Dengan demikian, pacaran bukanlah sebuah penjajakan yang jujur, sebaliknya sebuah penyesatan dan pengelabuhan.

Dan tidak heran kita dapati pasangan yang cukup lama berpacaran, namun segera mengurus perceraian belum lama setelah pernikahan terjadi. Padahal mereka pacaran bertahun-tahun dan membina rumah tangga dalam hitungan hari. Pacaran bukanlah perkenalan melainkan ajang kencan saja. jadi bagaimana? Pacaran Islami sebelum menikah adakah ?

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Tulisan Terkait

Dunia yang Menipu

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia Muhammad saw Wa badu : Allah berfirman: “Telah dekat kepada manusia hari perhitungan segala amal mereka, sedang mereka ada dalam kelalaian...

“Kenangan” sistem Khilafah

Rajab memberikan kesempatan untuk merenungkan kewajiban kita mengenai permasalahan Khilafah. Berbagai peristiwa seperti penindasan terhadap muslim Uighur, kecaman Perancis terhadap busana muslim, serbuan Amerika terhadap Afghanistan dan Pakistan, dan pengepungan...

Nepotisme dalam Moralitas Politik

Berawal dari kepentingan manusia yang semakin bertambah. Urusan-urusan penting atau yang dianggap penting menjadi bagian dari catatan harian. Semisal dalam urusan mencari sebuah pekerjaan, tentu teman atau kerabat ikut terlibat. Sehingga, dapat kita tarik sebuah...

Dunia dan Nafsu

Pembaca yang budiman, Dunia merupakan sebuah kehidupan yang mencintai nafsu, dimana kehidupan itu diukur dengan standard kecintaannya pada materi. Mungkin pembaca ada yang tidak setuju dengan pendapat ini. Namun, bagaimana jika dunia didefinisikan al-Qur`an?...

Khalid bin Walid

INILAH KISAH LELAKI BERNAMA KHALID BIN WALID di muktha, menyeberang sudah di jembatan para suhada tiga pencinta* yang dipenuhi rindu firdaus lalu disambutnya panji janji-janji terdekap di dada yang telah ia penuhi dengan cinta pada seorang yatim teragung di madinah di...

Kebudayaan Islam dalam AL-Quran

Dua kebudayaan: Islam dan Barat MUHAMMAD telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa abad yang lalu. Ia akan terus demikian sampai Tuhan menyempurnakan cahayaNya ke seluruh...

Waspadai media hiburan

Menyikapi anak-anak yang sibuk menonton televisi, di antara kita sama dan serempak. Kebiasaan menonton televisi (anak-anak dan remaja) adalah sangat berbahaya menurut Islam, pakar psikologi, sosiologi dan kedokteran. Pemanfa’atan layar kaca (TV, Vidio, TV Game...

11 Comments

  1. Mustofa

    Terimakasih atas ilmunya 🙂

    Reply
  2. Athi Suqya Rohmah

    pacaran Islami itu ada, tapi setelah ada ikatan pernikahan. sebelum itu, adalah pelampiasan nafsu yang mengatasnamakan cinta atau sayang.
    di kalangan umat islam, banyak laki-laki perempuan yang menjalin hubungan dekat. terkadang, mereka tidak mau menyebut hubungan tersebut sebagai pacaran. tapi apa yang mereka lakukan, seperti mengadakan panggilan khusus, sms-an, apel ke rumah, berboncengan, dan sebagainya, merupakan indikator telah terjadi hubungan pacaran itu.
    maka Saudaraku, janganlah kita menjadi orang-orang munafik dengan melakukan maksiat tapi tidak mengakuinya.
    boleh kita mencintai seseorang, tapi pilihlah jalan yang legal dan halal menurut islam.
    hubungan-hubungan khusus sebelum pernikahan adalah haram dan tidak perlu berargumen dengan berbagai dalih untuk menutupi kesalahan.
    islam itu agama cinta. larangan menjalin hubungan dengan non-mahram adalah salah satu tanda Islam sangat mensucikan rasa cinta antar manusia…
    salam.

    Reply
  3. Damudin

    Asslkm,trimakasiatas saran& ilmu y,

    Reply
  4. epunk

    eh gi man asih tentang pacaran secar islam itu emnag bisa tah

    Reply
  5. siti

    trima kasih atas sarannya

    Reply
  6. unais muhyiddin

    assalamualaikum… neng, tulisannya bagus! ku acungi dua jempl deh, tapi… orangnya juga harus konsisten dengan tulisannya lho ya… (^_^)

    Reply
  7. Nova Dwi Riyanto

    Trus kalo pacaran jarak jauh gmana? bedanya ta’aruf dengan pacaran pa sih? maaf orang awam bertanya. hehehehe…

    Reply
  8. zainal

    Setiap manusia mempunai hawa nafsu, syahwat dan najis-najis ma’nawiyah yg mengotori hati…semuanya punya, tak terkecuali! Nabi mengingatkan perang yg paling berat adalah perang melawan hawa nafsu… dan tidak kuat melawan hawa nafsu tanpa mendapat pertolongan (hidayah, inayah dan kifayah) dari Allah, karena pada hakikatnya manusia itu lemah… Syahwat menurut saya termasuk sifat basyariah, itu normal ko… asal mengikuti aturan agama. KEnapa banyak terjadi zina? bukan salah syahwat dong! salahkan mereka yg tidak bisa melawan hawa nafsu… mereka tak berpedang tajam. pantesan kalah… Apa sih (alat) pedang yg ampuh untuk melawan hawa nafsu??? Pasti ada ilmunya (pengetahuan dan tata cara). Apa sih ilmunya???

    Dan selamanya cinta itu suci… cuma dikotori oleh nafsu kitanya sendiri.. dan cinta, kasih, sayang dan perasaan senang itu beda!
    cinta itu hanya untuk Allah… Kasih itu untuk semua orang… sayang hanya untuk orang-orang tertentu yg ada dihati kita… dan senang itu untuk sesuatu yg mempunyai kelebihan, keindahan dan nilai tersendiri…

    nafsu itu lah biang keroknya… dan bukan barang barang gampang untuk melawannya, tanpa ilmunya tidak akan bisa.. makanya Nabi mengingatkan! sedangkan nafsu bersifat abstrak.. toh gmn kita melawannya!?

    Tolabul ilmi faridhotun…dst. makanya fahamilah (carilah ilmu untuk melawan nafsu)…

    Upsss…maaf yach, kaya orang menggurui! tapi itulah komentar saya… zmuttaqien@rocketmail.com.

    Reply
  9. ahsan

    ana setuju dengan apa yang di tuturkan di atas mengenai ta aruf.karena melihat muda mudi sekarang cenderung untuk melakukan hal-hal yang kurang di benarkan dlm islam(pacaran)

    Reply
  10. arhan

    artikel yang sangat bermanfaat. terima kasih

    Reply
  11. fitrien

    good

    Reply

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Komentar

Posting Populer